Minggu, 13 Desember 2020

HIDUP LEBIH BERMAKNA ITU BAGAIMANA SIH?

 

Seorang teman mengeluh, merasa hidupnya kayak robot, melakukan itu-itu saja setiap hari, sering merasa galau, merasa tidak berguna, sedih, kecewa dan marah. Dia bertanya bagaimana caranya supaya hidup ini lebih bermakna.


Setelah itu aku gali dan aku tanya lebih jauh apa sebernarnya yang terjadi

Aku minta dia menuliskan daftar kegiatan seharian. Ternyata .. wuiih.. banyak sekali kegiatannya. Mulai bangun pagi setelah shalat, menyiapkan sarapan buat keluarga, jalan pagi, masak untuk makan siang dan makan malam, bersih-bersih rumah, menemani anak belajar, mengerjakan tugas administratif yang diperintahkan suaminya, hingga menemani anak mengerjakan tugas.

Dalam hati aku heran, bagaimana mungkin ibu rumah tangga dengan sekian banyak pekerjaan merasa tidak berguna. Lha kalau dia nggak ada, rumahnya bisa kacau balau, urusan anak dan suami keteteran, kan ya? Artinya dia itu berguna atau nggak sih sebenarnya?πŸ˜‚πŸ˜‚

Setelah digali lagi apa sebenarnya sumber dari perasaan tidak berguna itu, ketahuan dari self talk nya. 

Self talk di kepalanya bunyinya begini :
"Tiap hari ngerjain pekerjaan receh kayak gini. Aku ini sudah kayak robot. Bosen banget begini terus."

Sumber dari ketidaknyamanan yang lain yang bikin dia baper bin galau juga ketahuan dari self talk yang tidak memberdayakan.

Misalnya ketika melihat IG teman SMAnya yang memposting foto di kantor dengan tulisan "Mengemban tugas dan tanggung jawab baru. Bismillah"

Self talknya bilang begini ;

"Dia jadi wanita karier sukses, sedangkan aku gimana dong... cuma begini begini aja.😭😭

Lalu seharian perasaanya sedih. Anaknya minta ditemani belajar, dia marah. Kenapa marah? Lagi-lagi karena self talk.

"Aku ini lagi sedih. Gak nyaman. Tapi anak ini kok nggak ngerti sih..minta temenin terus?!! Me time aja aku ini gak punya, susah amat sih hidupku!"

HadeehπŸ˜…πŸ˜….

Hati-hati dengan self talk atau kata-kata yang kita katakan pada diri sendiri ya Kawan-kawan... Sumber dari segala emosi itu datangnya dari self talk. Kalau self talk model yang kayak begini yang dipelihara, alamat hidup berasa susah melulu. 

Setelah aku jembrengin itu self talk - self talk dia yang tidak memberdayakan, aku ajari dia mengganti self talknya. Aku minta dia memaknai semua kegiatan dengan makna baru yang bikin semangat, bikin dia terdorong melakukan kegiatan dengan nikmat dan gembira.

Supaya dia mengerti cara cari makna, aku hanya kasih satu contoh yang sudah aku lakukan. Memaknai kegiatan olahraga yang rutin setiap hari aku lakukan.

Sebelum memulai kebiasaan olahraga, aku berdialog dengan diri sendiri untuk mencari makna yang memberdayakan.

"Aku lakukan olahraga ini buat apa sih? Oh..supaya sehat. Lalu kalau sehat apa gunanya? Ya, kalau sehat aku bisa melakukan aktivitas dengan nyaman, gak pusing-pusing, gak encok, gak lemes, gak nyusahin orang lain. Kualitas hidupku bagus. Lalu kalau kualitas hidup bagus, apa untungnya? Ya aku bisa lebih produktif dong.. bisa berkarya, bisa mengerjakan semua tugas tanpa hambatan kesehatan, bisa ngurusin suami, anak, bahkan orang-orang lain yang membutuhkan juga aku bisa bantu. Aku bisa jadi orang yang bermanfaat. Sebaik-baiknya manusia itu adalah yang bermanfaat bagi sesama. Artinyaa... olahraga ini bukan kegiatan receh, ini kegiatan yang membuat aku menjadi sebaik baiknya manusia. Ini Penting buangeeet."

Dengan makna yang demikian itu, aku melakukan olahraga dengan penuh semangat. Olahraga terasa ringan, nikmat sekali. Sama sekali bukan beban,siksaan atau keterpaksaan. 

Kembali ke temanku yang tadi. Aku kasih dia PR, memberi makna pada semua kegiatannya. Bahkan sampai masak dan mencuci piring pun diberi makna baru. Dan melakukan kegiatannya dengan mindful, menikmati apa yang sedang dilakukannya saat ini, menyatukan pikiran dan tubuhnya di saat ini,tidak membiarkan pikirannya kemana-mana.

Mau tau gimana hasil PR nya? Aku bocorin satu saja ya. 

Kegiatan cuci piring dia maknai sebagai berikut :

Aku cuci piring supaya piring dan alat makan bersih. Kalau bersih virus corona dan kuman tewas semua. Anak dan suamiku terjaga sehatnya. Cuci piring juga suatu bentuk menjaga kebersihan, kebersihan itu sebagian dari iman kaan? Artinya cuci piring ini sudahlah bisa membuat anak dan suamiku sehat, sebagian dari iman dan dapat pahala pula. Setiap ngusap permukaan piring dan membilasnya, pahalaNya ngalir buat aku. Jadi cuci piring bukan kegiatan remeh. Ini pentiiing dan nambah tabungan pahalaku. 

Jreeng😍😍😍


Gimana hasilnya cuci piring sambil dimaknai yang demikian itu? Ternyataa... menurut temanku dia jadi sangaaat menikmati cuci piring. Dia dilakukan sambil senyum senyum senang dan merasa puasss banget dengan dirinya❤.. katanya😁😁😁

Aku ingatkan dia untuk mengapresiasi dirinya sendiri atas penemuan yang mencerahkan ini. Bagaimana tidak, nyuci piring yang dulu dimaknai sebagai receh, kegiatan robot, sekarang efeknya jadi luar biasa berbeda ketika dilakukan dengan makna baru yang bikin gairah membara🀣🀣❤❤

Demikian juga dengan kegiatan lainnya, menemani anak, dll. Dia beri makna yang memberdayakan. Gak usah aku bahas semua di sini ya,nanti kepanjangan EsmeraldaπŸ˜‚πŸ˜‚

Terus gimana dengan self talk2 yang lain yang menjadi sumber kebaperan dan galau?

Simple saja. Jalani hidup dengan mindfulness. Satukan pikiran dan tubuh saat ini di sini. Melihat sesuatu jangan mudah menilai, kalau pun ada self talk yang tidak memberdayakan, segera sadari, kalau di Enlightening Parenting ada teknik yang namanya self distance, segera lakukan dissosiasi (lepaskan jerat emosi tidak memberdayakan )dan reframing (pilih makna baru yang memberdayakan) supaya emosi selesai.  

Contoh :
Fakta : 
Melihat IG foto teman di kantor yang menerima tugas baru. 

Self talk :
"Dia jadi wanita karier sukses, sedangkan aku begini begini aja.😭" ---- timbul emosi sediiih, merasa tidak bergunaπŸ₯Ί

Solusinya gimana? 

Hallow..
Jangan lalukan dua hal ini :

1. Jangan biarkan pikiran mengenang atau menyesali masa lalu, "Coba kalau dulu aku gak berhenti kerja aku bisa juga sukses jadi wanita karier kayak dia. Padahal dulu waktu sekolah pinteran aku daripada dia, mestinya aku bisa lebih sukses gak kayak sekarang" --- hadeehπŸ˜…πŸ˜…πŸ˜…. Ini bikin baper sodara-sodaraπŸ˜…kπŸ˜…πŸ˜…. Jangan menyesali masa lalu karena sudah terjadi. Tidak ada yang bisa dilakukan untuk mengubah masa lalu. So berpikir model begini gak ada gunanya kecuali bikin baper, susah hati, dan terpuruk, ye kan? Kalau baper dan sedih gimana bisa maksimal melakukan kegiatan lain? Konyol kan ya.. gara-gara lihat foto di IG, hidup jadi merana karena salah pilih maknaπŸ€ͺ

2. Jangan juga pikiran dibiarkan mengkhawatirkan masa depan, "Kalau aku begini begini aja, gimana nanti kalau suami di PHK, aku gak bisa bantu karena gak kerja, gimana nasib anakku nanti, gimana memenuhi kebutuhan rumah tangga..bla..bla..bla."----ini bikin galau gak karu-karuan, RudolfooπŸ€ͺπŸ€ͺ. Masa depan belum terjadi, gak perlu dikhawatirkan. Yang perlu dilakukan itu merencanakan masa depan, bukan mengkhawatirkan masa depan. Merencanakan dan mengkhawatirkan itu dua hal yang berbeda ya, Sis..😁😁

Jadi sebaiknya gimana doong...

Kalau melihat sesuatu, fokus saja ke fakta yang ada. Faktanya adalah foto teman di kantor sedang menerima tugas baru. Hanya itu.
Gak usah diberi makna apa-apa. Kalau pun mau diberi makna pilih yang memberdayakan atau yang netral. Misalnya " Oh, ok. Ini informasi. 
Aku jadi tau temanku dapat tugas baru."

Sadari saat ini sedang melihat sebuah fakta. Tidak perlu membanding-bandingkan. Tidak perlu menilai.
Kalau mau diberi makna, pilih yang memberdayakan, yang bikin perasaan nyaman, emosi netral sehingga respon perilaku kita pun cucok meyong😻😻.

So.. supaya hidup lebih bermakna dan bahagia apa yang perlu dilakukan?

1. Pilih sendiri makna yang memberdayakan untuk setiap kegiatan kita sehari-hari sehingga setiap kegiatan menjadi penting, dan layak untuk dinikmati.. 

2. Kalau sudah berhasil melakukan kegiatan yang bermakna, apresiasi diri sendiri." Alhamdulillah.. aku melakukan sesuatu yang bermakna, hidupku ini berguna ternyata yaa πŸ₯°πŸ₯°"

3. Kelola self talk, sodara-sodara. Belajar, berlatih dan jadilah pintar mengelola self talk. Karena pandai mengelola self talk artinya pandai pula mengelola emosi. Kalau piawai mengelola emosi, hidup jadi bahagia. Supaya self talknya memberdayakan, banyak-banyaklah bergaul sama orang yang berilmu, dengarkan kajian agama, baca buku-buku self improvement, unfollow account medsos yang isinya gossip, hindari teman-teman yang hobi ngatain orang dan berkeluh kesah ganti dengan teman-teman yang menginspirasi kebaikan, bergabung dengan komunitas yang sarat ilmu,dll.

4. Jalani hidup dengan mindfulness. Ketika melakukan kegiatan apa pun, hadirkan diri dan pikiran utuh sepenuhnya saat ini di sini. Tidak membiarkan pikiran menyesali masa lalu atau mengkhawatirkan masa depan. Sadari sedang melakukan apa, dan nikmati. 

Menikmati kegiatan yang diberi makna itu bikin bahagia. Gak percaya? Mau coba sendiri? Sook atuuuh...πŸ’ƒπŸ’ƒπŸ’ƒ

Tidak ada komentar: