Minggu, 05 Juli 2009

Wedding Aniversary: Makan Malam di Cibubur


Tak terasa, tanggal 28 Juni 2009 yang lalu aku dan suami sudah menikah selama 11 tahun. Cepat sekali waktu berlalu, begitu banyak hal yang patut disyukuri, nikmat rezeki, kesehatan, anak-anak yang lucu, dan kebersamaan yang indah, sungguh membahagiakan.


Kali ini, kami yang masih sibuk karena baru saja pindahan ke Bogor, tetap ingin melakukan sesuatu untuk membuat ulang tahun perkawinan ini meninggalkan kesan. Rencananya, ingin makan bersama anak-anak dan pembantu di tempat yang nyaman. Suami mengusulkan tempat makan di Cibubur yang katanya nyaman, di pinggir danau. “Idealnya makan disana siang hari atau sore, sehingga bisa kelihatan danaunya.” Begitu kata suamiku.


Rencana yang sudah tersusun, terpaksa ditunda beberapa kali karena lemari yang dipesan untuk rumah baru kami harus di cat ulang oleh sang tukang kayu. Kami terpaksa tidak bisa meninggalkan rumah karena si tukang mengecat ulang di rumah kami. Akhirnya, hanya tersisa waktu malam tanggal 28 Juni. Apa boleh buat, daripada tidak jadi, maka kami pergi juga.


Selesai shalat maghrib, kami berangkat. Aku, suamiku, Anin, Dea, Rafif, si mbak Susan, dan Bude Sum, semua ikut. Perjalanan dari Bogor ke Cibubur lewat tol yang biasanya cuma 30 menit, ternyata molor sampe 1,5 jam! Maceeet!! Entah apa yang terjadi, di jalan tol itu macetnya minta ampun. Antrian panjang kendaraan didepan kami berlanjut sampai akhirnya kami keluar di Cibubur. Jam sudah menunjukan pukul 20.30 ketika kami sampai di rumah makan yang dimaksud.


Taman Laut Seafood Restaurant. Begitulah nama tempatnya. Begitu kami tiba, langsung disambut oleh pelayan dan disiapkan tempat. Fiuh... untung gak datang lebih lambat, kalo terlambat sedikit saja terpaksa kami harus mengantri. Semua tempat sudah terisi, full! Seperti yang sudah dikatakan suamiku, danau buatan yang terletak di sebelah restaurant itu tak terlihat cantiknya karena malam sudah gelap.

Menanti Mr. Crab


Sapo Tahu Seafood

Kami langsung memesan makanan. Kepiting saus padang, tumis kangkung, kepiting goreng dan sapo tahu. Si mbak berdua itu kebingungan menetukan pilihan menu, akhirnya setelah lama berfikir, mereka serempak bilang,” Gado-gado aja deh!” weleh...weleh... perjalanan macet 1,5 jam menahan lapar, ke restaurant seafood kok malah pesan gado-gado. Akhirnya, selain gado-gado mereka mau juga mencoba makan kepitingnya.


Si Mbak 2

Ketiga anakku terlihat malas-malasan. Cuma Anin yang semangat makan kepiting yang dijulukinya Mr. Crab, kayak tokoh di film Sponge Bob Square-pants. Rafif yang mengantuk sama sekali tak mau makan. Dea juga hanya makan yogurt.


Masakan disini enak. Kepiting saus padang pas bumbunya. Sebenarnya yang hobi makan kepiting itu suamiku, aku tidak terlalu suka, karena repot mengupas kulit kepiting yang keras. Kata suamiku, justru di situ seninya, repot, belepotan, tapi enaaak.


Setelah acara makan selesai, kami kembali ke Bogor. Jalan di tol berbeda 180 derajat dari pada saat kami menuju Cibubur. Lengang dan lancaaar. Kami melihat antrian panjang kendaraan macet masih berlangsung di arah yang berlawanan. Dan benar saja, dari Cibubur sampai di Bogor cuma 30 menit saja!