Seri Tanya Jawab Enlightening
Parenting
Nara Sumber : Sutedja Eddy Saputra
dan Okina Fitriani
Punya suami yang suka marah dan
memukul anak? Bagaimana menyikapi dan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi
hal yang demikian?
Mari simak poin-poin yang dirangkum dari sesi tanya
jawab materi PERAN AYAH dalam Training Enlightening Parenting di Surabaya 7-8
April 2018, bersama nara sumber Sutedja Eddy Saputra dan Okina Fitriani.
Tanya : Suami saya dididik dengan
keras oleh orangtuanya dengan hukuman fisik . Salah satunya, pernah kepalanya
dibenturkan ke tembok oleh orangtuanya. Ketika menikah, kami sering mengalami
perbedaan pendapat dalam hal cara
mendidik anak. Suami saya bersikeras bahwa
anak harus dikerasi. Saat dia
marah dan melakukan hukuman fisik pada anak, saya langsung meng-interupsi,
karena saya tak tega pada anak. “Jangan, jangan di pukul!” Begitu saya katakan
pada suami. Padahal saya tahu, tidak boleh berbeda pendapat di hadapan anak.
Saya sudah memberi tahu suami, tetapi di lain waktu masih saja suami berkeras
harus mendisiplinkan anak dengan hukuman fisik. Bagaimana cara mengatasi hal ini ?
Jawab (Sutedja Eddy Saputra ) : Ini
masalahnya sangat simple sebenarnya. Seharusnya suami ikut belajar parenting di ruangan ini hari ini. Kalau dia tidak mau
belajar, maka tugas istri melakukan persuasi agar suami mau. Memang banyak
usaha yang harus dilakukan istri. Ini kasusnya mirip dengan pengalaman saya dulu.
Istri saya butuh waktu 2 tahun melakukan upaya persuasi sampai akhirnya saya
bersedia belajar parenting, lalu menyadari kesalahan saya.
Selain itu, hal ini terjadi karena belum punya
visi misi keluarga yang dibuat dan disepakati bersama. Sama persis dengan
pengalaman saya dulu. Saya belum belajar
parenting, tidak punya visi misi keluarga, sehingga saya maunya mendidik anak
dengan cara saya yang keras, sementara istri sudah tahu bagaimana cara mendidik
anak dengan benar.
Kalau sudah ada visi-misi keluarga, artinya
sudah ada aturan bagaimana ayah memainkan perannya , bagaimana ibu menjalankan
perannya. Apa saja kesepakatan yang harus dijalankan dalam pengasuhan anak.
Lalu, karena istri yang sudah belajar
parenting lebih dulu, maka istri harus memberi contoh untuk berubah. “Ini lho
contoh mendidik anak dengan cara yang lebih baik. “
Apa bedanya mendidik dengan dan tanpa
kekerasan?
Dulu ketika saya mendidik anak dengan
keras, anak itu melakukan perlawanan. Mereka tidak langsung nurut. Saya harus
marah dulu, harus memukul dulu, baru mereka melakukan apa yang saya inginkan.
Tapi ketika saya tidak ada, maka pelanggaran kembali terjadi. Intinya, mereka hanya takut pada saya, bukan taat pada
aturan.
Sebaliknya, ketika anak dididik
dengan kasih sayang, ketika orangtua dan anak membuat objektif bersama-sama,
ternyata mereka bisa jauh lebih berkomitmen. Sehingga mendidik anak menjadi
lebih mudah. Mendisiplinkan anak ternyata tidak harus dengan cara kekerasan.
Mbak Okina dan suaminya, Mas Ronny, sangat berhati-hati dalam memilih kata
sehingga sangat jarang berkata keras pada anak.
Tapi saya lihat sendiri bagaimana hasilnya, karena saya pernah beberapa
kali berkesempatan bersama keluarga mereka. Diingatkan dengan kata-kata lemah lembut
saja, anaknya sudah mengerti.
Beberapa waktu lalu saat di sebuah
sharing session, ada seorang ibu yang bertanya. Anaknya yang masih di usia SD,
memukuli teman-temannya. Ternyata, ayah
sang anak adalah seorang t*****a yang mendidik anaknya dengan kekerasan, dengan
maksud supaya anaknya disiplin. Padahal,
sang ayah menerima pendidikan disiplin yang keras itu setelah menjadi t*****a di usia yang sekurang-kurangnya 18 tahun, usia di mana dia sudah siap menerima
kedisiplinan dalam pendidikan yang keras seperti itu. Sedangkan anaknya kan masih jauh dibawah itu . Tidak bisa disamakan,
mendidik anak-anak usia 7-8 tahun dengan
mendidik t*****a yang usianya sudah 18
tahun. Inilah pentingnya orangtua paham
ilmu parenting sehingga bisa mendidik anak dengan benar.
Jawab (Okina Fitriani) : Saya tambahkan
sedikit ya. Sebenarnya suami yang suka memukul, suami yang perkataan atau
ucapannya jelek, bicaranya bad word, itu karena tangki cintanya kosong. Maka tugas siapa mengisi tangki cinta sang
suami? Apa sang istri mesti bilang begini,
“Sana! Balik ke orangtuamu sana! Aku
nggak mau dekat-dekat kamu! Karena kamu suka memukul anakku!”
Ya tidak begitu. Ada hal-hal yang bisa dilakukan secara simultan sebagai berikut :
1. Istri harus menegur suami dengan baik. Di sisi lain, tambahkan limpahan cinta pada suami. Tugas istrilah mengisi tangki cinta suaminya. Suami seperti itu justru harus disayang-sayang. Banyak puji suami, layani jauh lebih baik, beri sentuhan jauh lebih banyak, lihat perbedaan sikapnya. Diharapkan kalau tangki cinta suami sudah meluber-luber, tangannya jadi penuh cinta, mulutnya jadi penuh cinta, matanya juga jadi penuh cinta.
Bagaimana saat sedang kesal pada suami, tapi istri bisa memperlakukan suami dengan penuh cinta? Bisa dicoba dengan Anchor Cinta seperti pengalaman Mbak Iwed dalam tulisannya “ANCHOR CINTA” di link ini http://www.julianadewi.com/2017/10/anchor-cinta.html
2. Jika suami masih tetap memukul anak, laporkan suami pada walinya.
3. Selanjutnya, katakan dengan tegas pada suami jika tetap memukul anak, dia akan dilaporkan ke polisi. Jangan lakukan ancaman kosong, artinya bila perilaku memukul tetap berlanjut, istri harus benar-benar melaporkan suami ke polisi.
15 komentar:
Baca judulnya saja saya udah ngeri. Walau begitu cerita ini nyata dan banyak sekali kasusnya seorang ayah menggunakan kekerasan dalan mendidik anak-anaknya bahkan ibu juga suka ikutan begitu. Saya pun termasuk anak yang dibesarkan dengan pukulan oleh ayah dan ibu saya. Sepertinya saya pun menyadari kalau saya memiliki inner child yang bermasalah jadinya. Walau begitu, saya harus menyembuhkan itu karena saya tidak mau anak saya menjadi korbannya dan itu akan menjadi lingkaran setan pada akhirnya. Allhamdulillah sejauh ini jika saya marah pada anak, tidak sampai membentaknya apalagi memukulnya. Aduh jng smpe ya ��
Suami aq gtu klo uda marah sama anak suka bentak dan kasar.aq sampe stres mkirnya
Ya Allah sama persis kasus nya dengan suami saya mba
Suami saya sangat keras dalam mendidik anak
Padahal anak pertama saya baru umur 3 tahun lebih
Tapi selalu di kasarin fisik nya
Dan benar ternyata kata ibu mertua saya,anak nya makin jadi tambah bandel gak mau nurut dan jadi kasar ikut2 seperti ayah nya
Saya sering marah dan gak terima saat suami memukul anak. Tapi lebih keras suami jadi gak mempan dan tetep di ulang lagi di kemudian hari. Sampe saya stress dan ikut2 marah2 di rumah
Subuh kemarin anak sy lelaki umur8tahun d injek2 oleh ayahnya dan d pukul kepalanya, membabi buta memukul anaknya. Sy yg melerai tdk bs dan berusaha terus menenangkan ayahnya. Ini sdh kedua kalinya d hajar oleh ayahnya. Kepala benjol2 dan ank sy mengeluh sakit punggung dan kakinya. Anak sy skrg benci sekali dgn ayahnya. Anak sy dkt sekali dgn sy, sepertinya ayahnya itu psikologi nya gak bagus Krn dulu sy pun suka d aniaya. Skrg sm sy tdk pernah mukulin skrg gantian anak nya yg d pukulin. Gila org laki seperti itu.
Subuh kemarin anak sy lelaki umur8tahun d injek2 oleh ayahnya dan d pukul kepalanya, membabi buta memukul anaknya. Sy yg melerai tdk bs dan berusaha terus menenangkan ayahnya. Ini sdh kedua kalinya d hajar oleh ayahnya. Kepala benjol2 dan ank sy mengeluh sakit punggung dan kakinya. Anak sy skrg benci sekali dgn ayahnya. Anak sy dkt sekali dgn sy, sepertinya ayahnya itu psikologi nya gak bagus Krn dulu sy pun suka d aniaya. Skrg sm sy tdk pernah mukulin skrg gantian anak nya yg d pukulin. Gila org laki seperti itu.
Tinggalin mb cari bpk lg , suami gila diikutin , sm suami sy jg gk bisa ngedidik bisanya kasar
Baca thread ini, sama persis yang ku alami saat ini, Suami sy juga sering mendidik dg kekerasan bentakan padahal anak sy usia 3,5th. Kami menikah 7th tapi tetap tak ada perubahan. Dari awal menikah sampai punya anak. Bagaimana cara mengatasi suami seperti ini? Saya berada dalam toxic relationship. Perasaan takut karena dicap menjadi janda (kalau nanti bercerai) , malu dll. Jadi terbelenggu tidak bisa berbuat banyak dan pasrah dg keadaan.
Just share.. utk sama-sama belajar menjadi Ibu yang baik.
Best regard, karin. WA only 085830527538
Ya Allah.... nanggis bayanginnya...
Sebenarnya gimana sih kita sebagai istri mengenali emosi suami agar tidak berdampak sama anak ....
Apa saja batas wajar seorang ayah saat marah kepada anaknya ?
Suka sakit hati tiba2 anak diteriakin padahal cuma ngigau kebangun..dipikirnya anaknya gak tidur.. sumpah mau naggis.
Kepikiran terus takut kalau anak2 dikasarin dari kecil nanti besarnya jadi orang yang kasar dan psikopat .. naudzubillahmindzalik .... cuma Allah yang bisa buka pintu hati nya.. gak tau harus ngomong sama siapa lagi... kalau ngomong sama suami malah jadi ribut... faktor utama suami marah sama anak ya kadang lagi marah sama kita tapi lampiasannya ke anak.
Suamiq jg gt knp ya kasar bgt dgn anak sendiri,suami q emg dr anakq lahir dia gak trima klo anakx cewek dia pinginx cowok jd skrg bwaanx \nak salah dikit udh tu apa yg ada di pinggir x di lemparin k anak ya di bentak di pukul pke sapu lidi dia ksrx gk sma ank ja sma istri jg apa yg hrus dilkukn dgn suami bgn... Semua bukti udh aq fto tinggl tunggu bom waktu mledak
Bun jangan diem aj punya suami begitu laporin klu pwrlu
23 tahun saya menikah dengan suami sudah dikaruniai 3 anak, yg besar laki2 sekarang sudah hampir selesai skripsi, dari kecil anak sulungku selalu dikasari ayahnya sampai sekarang kedekatan dengan ayahnya sangat renggang, yg kedua perempuan sudah menginjak kelas 3 SMP, sama merasakan trauma pada waktu kecil karena sering dikasari ayahnya, yg ketiga baru kelas 1 SD laki2, dia lumayan dekat dengan ayahnya, tapi sekali ayahnya marah jeweran & tendangan mengarah ke anak saya yg bungsu yg memang suka agak rewel mungkin karena apa2 mau anak suka diturutin ayahnya. 23 tahun menikah saya masih belajar memahami emosi suami, jujur awal menikah sampai lahir anak ke 2, kata pisah selalu menggelayut di pikiran, tapi terus bersabar & berdoa agar suami bisa merubah sikap. Kita sebagai istri memang harus banyak mengalah.
Posting Komentar