Selasa, 05 Juni 2018

Kisah Dumdum dan Rasamaha


Keberadaan kucing-kucing liar yang berkeliaran di lingkungan cluster tempat tinggal kami rupanya menyentuh hati anak-anakku, Anin dan Dea. Seingatku, sejak kami pindah ke Bogor tahun 2009, Anin dan Dea sering membelikan makanan kucing untuk diberikan pada kucing-kucing liar yang  menghampiri teras taman samping rumah kami.

Silih berganti kucing-kucing liar datang. Satu persatu mereka diberi nama oleh Anin, Dea dan Rafif. Dulu ada yang namanya si Cross, Mopi, Culun, Belang, Koneng dan lain-lain. Satu persatu mereka menghilang. Ada yang mati kecemplung kolam ikan di taman cluster, ada yang mati di trotoar jalan  karena sudah tua, ada juga yang menghilang tak pernah muncul lagi. Kemungkinan kucing-kucing itu ditangkap, ditertibkan dan dibuang  oleh satpam cluster.