Jumat, 29 Desember 2017

MENYELAM ALA WISATA KEKINIAN DI UMBUL PONGGOK

Anak-anak jaman now kalau diajak liburan, inginnya ke tempat-tempat yang sedang  hitz dan kekinian.  Padahal belumlah lengkap semua destinasi tempat wisata Jogja kami kunjungi, kami malah beralih ke arah  Klaten, Jawa Tengah demi memenuhi keinginan anak-anak dan keponakanku. Ada apa di sana?



Salah seorang sahabat merekomendasikan tempat wisata Umbul Ponggok, yang terletak di Jl. Raya Ponggok-Delanggu, Ponggok, Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Maka meski kami harus menempuh sekitar 42-an Km atau satu jam lebih dua puluh menit bermobil dari Jogja, kami tetap semangat menuju Umbul Ponggok.




Tiba di lokasi yang berada di pinggir jalan , kami diarahkan tukang parkir untuk masuk ke jalan-jalan yang lebih kecil,mencapai tempat parkir yang berada di lingkungan perkampungan.

Setelah  parkir, kami berjalan kaki menuju lokasi wisata. Sekilas dari luar, tempat ini biasa saja, mirip kolam atau empang. Tak tampak indahnya.

Tempat ini buka dari pukul 6 hingga  16.00. Harga tiket masuk per orang Rp. 15.000,- Ada juga harga paket termasuk tiket masuk +snorkel+ pelampung, per orangnya Rp. 30.000,-. Harga tersebut sudah termasuk full asuransi di Umbul Ponggok dan snack khas Ponggok, sebungkus stik duri ikan nila.



Masuk ke area ini, tampak kolam yang cukup luas dengan warna gelap. Sumber air kolam ini berasal dari mata air asli pegunungan yang dikelilingi pohon-pohon besar di sekitar area. Kedalaman kolam di bagian tepi sekitar 1-1.5 meter. Sedangkan bagian tengahnya 2-3 meter.



Berbeda dengan kolam renang yang umumnya berlantai keramik, Umbul Ponggok lantainya terdiri dari hamparan pasir yang luas, dan bebatuan.  Terdapat ribuan ikan warna-warna yang bebas berenang  dalam air jernih sehingga tampak seperti pemandangan dasar laut. Air di Umbul Ponggok tidak berbau amis karena mengalir terus menerus.

Selain sebagai tempat snorkling, Umbul Ponggok juga sering dijadikan tempat latihan diving bagi penyelam pemula, sebelum benar-benar terjun ke laut.



Anin, Dea, Rafif dan keponakanku, Ilham segera mengenakan pelengkapan snorkling dan pelampung. Tak menunggu lama, mereka lalu terjun ke air yang jernih. Aku dan Akang duduk di warung yang berjejer-jejer di pinggir kolam, menikmati teh tarik dan pisang goreng.




Senang melihat ekspresi ceria anak-anak. Mereka tampak sangat menikmati suasana di tempat ini.

“Pemandangan di dasar kolam bagus, Ma!” Cetus Anin riang.

Rupanya anak-anak ini tak puas hanya berenang saja.

“Anin mau berfoto dan jalan di dalam air, Ma. “

“Dea dan Ilham juga!” Seru Dea.

Kami kemudian beramai-ramai menyambangi counter petugas.





“Untuk paket walker, biayanya 150 ribu rupiah  per orang durasi 30 menit. Nanti  akan difoto dan juga dibuatkan videonya, Bu. Foto dan video bisa dimasukkan ke usb, disk, atau ke smart phone. “ Ujar sang petugas menjelaskan.

“Bahaya, gak Mas? Anak saya ada yang tidak bisa berenang.” Sahutku ragu.

“Tidak perlu bisa berenang, yang tak bisa berenang pun bisa melakukan “walker” dan berfoto di dalam air. Gerakannya ya seperti berjalan di daratan bukan berenang, nanti anak-anak akan mengenakan sejenis helm, jadi bisa bernafas seperti di daratan. Ada anak yang menderita ashtma? Kalau ada, saya tidak menyarankan dia ikut kegiatan ini. Lebih baik jangan.” Ucapan si Mas membuat aku melirik Rafif. Anak bungsuku itu cemberut.

“Rafif terpaksa tidak bisa ikut, ya, Nak... Rafif kan punya asthma..” Bisikku.

Rafif pasrah, tak mampu protes. Dengan langkah gontai dia berlalu, kembali duduk di tepi kolam.



Kemudian Anin, Dea dan Ilham diajak petugas duduk di kursi di pinggir kolam. Si Mas petugas  memberi pengarahan singkat, tentang apa yang tak boleh dan boleh dilakukan ketika berada di dalam air. Mereka bertiga juga diajari bahasa-bahasa isyarat dengan gerakan tangan untuk berkomunikasi saat berada di bawah air. Hal ini sangat penting untuk keselamatan, dan menghindari hal-hal yang tak diinginkan.

Setelah si Mas yakin ketiga anak itu sudah mengerti pengarahannya, beberapa petugas lainnya membantu anak-anak mengenakan perlengkapan walker. Dan perlahan mereka turun ke dasar kolam.







Sambil menanti mereka melakukan kegiatan walker, aku melihat-lihat foto hasil jepretan photographer Umbul Ponggok yang dipasang di Standing Banner. Seru sekali ternyata hasilnya. Bukan hanya untuk dokumentasi biasa, tapi pasangan calon pengantin bisa juga melakukan foto pre wedding di dalam air. Bermacam-macam properti foto bisa dipilih, ada motor, becak,  ayunan, dan lain-lain.


sumber foto : travellerasik.wordpress.com/2016/12/21/umbul-ponggok-klaten/


Kalau ingin hasil foto di dasar kolam Umbul Ponggok tampak keren, perlu diperhatikan saat yang tepat untuk mengambil foto. Simak tipsnya berikut ini : 



Ingin melihat  video Anin, Dea dan Ilham  di Umbul Ponggok? Ini dia..





Anak-anak senang sekali berkunjung ke tempat yang dijuluki Bunaken Van Klaten ini. Recommended untuk destinasi liburan!

7 komentar:

Dwina mengatakan...

Bagus ya. Pasti anak2ku suka niy....

Muns Fadh mengatakan...

Wah bagus neh bisa foto dalam air. Harganya juga relatif murah

Dewi Nuryanti mengatakan...

Aku baru tahu klo Klaten punya tempat wisata yg asik dan seru spt ini. Jd mupeng. Jadwalin ah.

Adriana Dian mengatakan...

Aku sering liat foto-fotonya, tapi gatau nama tempatnya. Ternyata nama tempatnya Umbul POnggok ya, baiklaaaah pankapan haru main kesini. Makasi infonya ya mbaaaak

Nathalia DP mengatakan...

Keren! Kekinian bgt ya... Kalau asma ga boleh ya? :(

Mayuf mengatakan...

Bagus banget ya

Lya Amalia mengatakan...

aahhh jadi kangen sama kampung halaman. dulu kalo ke ponggok, mesti rame2 sama adek saya mbak :) seruu, apalagi kalo pas foto underwater