Sabtu, 25 Oktober 2014

9 Kegiatan Asyik Perekat Kemesraan Suami Istri

Seiring dengan usia pernikahan  yang  memasuki tahun ke 17,  aku dan suami merasakan hubungan kami semakin nyaman. Kami semakin saling memahami dan mendukung. Merasa tentram bila bersama, merasa rindu bila berjauhan,  dan merasa saling melengkapi satu sama lain. Begitu banyak nikmat dan karunia yang patut disyukuri sepanjang perjalanan mengarungi hidup bersama. 

Satu hal penting yang sama-sama selalu kami jaga adalah menjalin kemesraan. Ritme pekerjaan suami yang selama 2 minggu bekerja jauh di Selat Malaka dan 2 minggu libur di rumah justru  membuat kami bisa memanfaatkan waktu bersama menjadi lebih berkualitas.

Saat suami libur, kami sering melakukan kegiatan berdua. Bagaimana dengan anak-anak? Tentu saja selalu ada waktu buat mereka, tetapi seiring pertumbuhan anak-anak yang makin besar, mereka kini memiliki kegiatan masing-masing. Seringkali mereka tidak mau diajak pergi bersama-sama kami karena punya acara sendiri dengan kawan-kawannya. Ya, anak-anakku sudah memasuki masa senang bersosialisasi dengan teman-teman.

Hal yang paling disukai adalah merancang kegiatan berdua.  Kegiatan yang sebenarnya sederhana saja, kegiatan biasa yang umum dilakukan orang-orang, misalnya nonton film di bioskop, jalan-jalan atau kegiatan yang bisa dilakukan di rumah saja. Intinya tidak perlu terlalu pusing memikirkan kegiatan ini-itu, yang penting bisa dilakukan berdua dan merasa senang  melakukannya.

Nah, apabila teman-teman pernah merasakan suasana yang membosankan dengan pasangan dan ingin mendapatkan kembali kemesraan seperti awal pernikahan, beberapa kegiatan yang kami lakukan di bawah ini mungkin bisa dicoba.


1. Belanja

Sebenarnya kami tidak termasuk pasangan yang hobi berbelanja, tapi kadangkala rencana kegiatan bersama yang kami rancang membutuhkan bahan atau perlengkapan tertentu yang mau tidak mau harus kami siapkan.

 Misalnya saja untuk mencoba satu menu masakan, kami akan berbelanja bahan-bahannya bersama. Atau saat akan melakukan touring dengan motor, kami butuh perlengkapan  safety riding seperti helm, jaket, ankle-elbow-knee protector, jas hujan, sepatu boot dan lain-lain.

Perlengkapan ini kami siapkan bersama dengan melihat daftar yang sudah disiapkan, saling mengingatkan supaya tidak ada yang terlupa.

Disamping menonton di bioskop, suamiku juga senang  nonton film-film baru dari DVD. Aku sering menemaninya berbelanja film-film yang bagus dan ikut menontonnya. Kami juga sering berbelanja bulanan di supermarket untuk kebutuhan sehari-hari. Rasanya lebih asyik berbelanja bersama suami, karna sudah ada pembagian tugasnya. Aku yang membayar, dan suami yang mengangkut barang-barang belanjaannya. Hehehehe...

2. Masak





Pempek telur, bakso , dan martabak telur bumbu kari  makanan kesukaan anak-anak yang sering kami masak bersama-sama

Pada dasarnya aku dan suami sama-sama suka makan dan juga suka masak. Satu hal yang aku kagumi dari suami, dia pintar masak. Kalau ada ide untuk memasak suatu makanan, kami berdua mulai dengan berbelanja bahan-bahannya sesuai dengan daftar yang sudah kami siapkan. Setelah itu barulah terjun ke dapur, meracik bumbu dan masak bersama.

Biasanya kami berbagi tugas, misalnya saja untuk membuat masakan kegemaran kami yaitu martabak telur kuah kari, pembagian tugasnya adalah ; suamiku yang membuat martabak telurnya sedangkan aku yang membuat membuat kuah karinya. Tapi menggoreng martabaknya kami lakukan berdua. Bagian yang paling menyenangkan pada kegiatan memasak ini adalah saat menikmati hasil masakan kami bersama anak-anak.

3. Olahraga

Olahraga bersama bisa juga menjadi kegiatan yang mengasyikan. Saat suami libur, hampir setiap hari kami berdua fitness di gym. Suamiku  bertindak sebagai personal trainer yang mengajari dan mengawasi aku, terutama untuk kegiatan angkat beban dengan alat. Dia memberi contoh bagaimana gerakan mengangkat beban dilakukan. Pengetahuan tentang bagaimana gerakan yang benar sangat penting supaya terhindar dari cedera otot. Setelah selesai melakukan angkat beban dan jalan atau lari di teadmill, kami melakukan peregangan otot bersama.

Selain di gym, kami juga sering jogging atau jalan pagi di lingkungan tempat tinggal kami. Udara yang sejuk, pemandangan cantik gunung Salak dan Pangrango serta kondisi jalan yang bagus membuat kegiatan jalan santai menjadi menyenangkan. Sambil jalan pagi, kami bercanda dan membicarakan hal-hal yang ringan. Acara jalan pagi biasanya ditutup dengan makan bubur ayam  di warung  Saung Abah di dekat rumah. Maknyuss.

4. Menulis

Bila sedang ingin dirumah saja, kami juga suka menulis.  Ide tulisan bisa datang dari aku atau dari suami, atau dari hasil kegiatan berdua . Kegiatan menulis ini kami lakukan sendiri-sendiri, tapi setelah selesai hasilnya kami koreksi secara silang. Artinya, tulisanku akan di edit oleh suami, dan tulisan suami akan aku edit. Setelah selesai saling mengkoreksi, kami diskusikan lagi sampai dapat hasil tulisan yang kami anggap sudah layak. Selain saling mengkoreksi, tak jarang kami saling mengkritik hasil tulisan masing-masing. Suamiku adalah kritikus paling kejam dan paling tega memberi komentar pedas.

Di awal-awal pernikahan aku sering terkaget-kaget dengan kritikannya, tapi sekarang aku sudah faham. Kritikannya itu justru adalah pendapat paling jujur yang dilakukan oleh orang terdekat tanpa basa-basi. Tujuannya untuk kebaikanku sendiri. Sangat menyenangkan bila hasil tulisanku bisa dimuat di majalah, atau mendapat hadiah dalam kompetisi menulis, karena semua tak lepas dari peran suamiku sebagai editornya.

5. Blusukan

Bukan cuma Pak Jokowi saja yang suka blusukan. Tidak jarang di sore hari kami naik motor berkeliling Bogor, blusukan tanpa arah yang jelas, masuk ke jalan-jalan kecil yang belum pernah dilalui, menyusuri perkampungan, melewati jalan-jalan yang membelah persawahan, lalu mampir ke warung kecil dipinggir jalan untuk menikmati kuliner kampung. Sering juga mampir ke toko-toko kecil di pinggir jalan, misalnya toko penjual burung. Melihat-lihat burung-burung cantik yang dijual, lalu ngobrol dengan pemilik toko atau pengunjung lain. Suamiku lumayan banyak pengetahuannya tentang unggas, sehingga obrolan bisa nyambung dengan komunitas pecinta burung dan ayam. Dari pedagang-pedagang kecil dipinggir jalan itu banyak hal yang kami dapatkan, hikmah tentang kegigihan mereka, kesulitan hidup, dan harapan mereka dimasa depannya.

Dari acara blusukan ini, banyak juga manfaat yang bisa didapat. Kami jadi tahu berbagai jalan pintas menuju tempat-tempat di Bogor. Lalu tak jarang selama blusukan itu menemukan lokasi toko yang mungkin suatu hari nanti akan berguna, misalnya kami jadi tau lokasi toko-toko accesories tas, laundry yang tarifnya lebih murah, toko penjual frame dan lukisan yang letaknya agak tersembunyi tapi harganya jauh lebih murah daripada toko lain, dan lain-lain.

 Acara blusukan ini bukan hanya dilakukan di Bogor. Bahkan saat kami mudik ke Palembang, suamikupun suka mengajak aku blusukan ke tempat-tempat “bersejarah”, alias tempat-tempat yang menyimpan kenangan masa kecilnya. Dia mengajak aku bertemu teman-teman lamanya, lalu mengunjungi tempat-tempat dia bermain saat masih kecil, jajan makanan yang dulu sering dimakannya, dan lain-lain. Hal ini cukup menyenangkan buatku, karena rasanya seperti mengenal dirinya lebih jauh, sampai ke masa kecilnya.

6. Berburu Kuliner Unik dan Enak

Kadangkala kami browsing tentang kuliner  unik dan enak . Kami catat alamatnya, lalu kami datangi tempatnya. Selain mencicipi masakan yang direkomendasikan, tentu saja makanannya di potret, lalu diposting di sosial media atau di blog untuk memberi informasi bagi pembaca blog maupun teman-teman di sosial media. Info tentang kuliner enak bukan hanya dari internet , tapi bisa juga dari teman, atau dari acara kuliner yang ditayangkan di televisi. Berburu kuliner ini tidak selamanya memuaskan, karena kadangkala kuliner yang direkomendasikan ternyata tidak cocok dengan selera kami. Tapi ya tidak apa-apa, karena sebenarnya letak asyiknya adalah saat proses berburu itu sendiri. 

7. Touring






Kami juga sering melakukan touring dengan motor besar menempuh jarak yang cukup jauh. Misalnya ke Jogjakarta,  Banten, Bandung, Sukabumi, Pangandaran, Kuningan - Jawa Barat, Palembang, Tegal dan lain-lain.

Touring berdua adalah pengalaman yang sangat menyenangkan . Sepanjang perjalanan kami berbagi tugas. Aku memegang alat penunjuk arah (GPS) dan memberi aba-aba pada suami untuk berbelok sesuai petunjuk dari GPS. Sementara suamiku berkosentrasi mengendarai motor. Sesekali bila  kami menemui tempat dengan pemandangan yang indah, kami berhenti untuk berfoto. Atau bila sudah terasa lelah, kami berhenti di rumah makan atau warung untuk minum minuman hangat, makan dan beristirahat sejenak. Bila waktu shalat tiba, kami shalat di masjid yang kami temui di jalan. Perjalanan bisa jadi kurang menyenangkan bila hujan turun. Kami harus berhenti untuk mengenakan jas hujan yang selalu kami bawa. Kalau hujannya tidak terlalu deras, kami tetap melanjutkan perjalanan. Tapi bila hujannya sangat deras sehingga mengganggu jarak pandang, ditambah lagi bila kondisi jalan yang dilalui kurang baik, ramai kendaraan-kendaraan besar dan sebagainya, maka kami memilih berhenti dulu untuk berteduh. Bagaimanapun safety riding harus diutamakan.



Untuk jarak jauh seperti ini, tentu kami harus menginap karena perjalanan yang panjang membuat kami lelah. Berada di tempat yang indah berdua dengan  suasana  yang lain dari biasanya seperti membangkitkan energi baru  bagi kami berdua.

8. Hunting Foto

Suamiku memiliki hobi photography, dan aku senang bila di foto. Jadi klop. Hehehe...Kami suka mencari lokasi-lokasi yang bagus untuk pemotretan. Senangnya tinggal di Bogor ini salah satunya adalah tak perlu repot jauh-jauh mencari lokasi untuk berfoto, cukup dilingkungan sekitar saja, atau jalan sedikit misalnya ke Kebun Raya Bogor, ke Puncak, atau ke objek wisata yang ada dilingkungan Bogor, sudah tersedia pemandangan indah.


Foto Landscape karya suamiku


Hunting foto juga kadangkala kami lakukan di luar Bogor, kadangkala digabung dengan kegiatan touring. Meskipun aku suka difoto, tapi objek pemotretan bukan melulu tertuju padaku melainkan beragam hal unik yang ditemui, misalnya landscape dan human interest.

Suamiku selain jadi photographernya, juga bertindak sebagai pengarah gaya. Repotnya, kalau kami ingin berfoto berdua, suamiku harus rela bercapek2, setting kamera yang diletakkan di tripod, lalu lari ke titik pemotretan, kemudian bergaya sambil pencet remote agar camera “menjepret” aksi kami. Seru....!

9. Travelling 

Travelling berdua bisa merekatkan kemesraan. Apalagi bila tempat tujuan travelling  merupakan tempat indah yang menimbulkan suasana romantis. Berada di negri yang asing berdua, dengan suasana yang berbeda membangkitkan kedekatan hubungan suami istri. Sebagai travel mate, pasangan diuji kekompakannya  menghadapi berbagai hal  yang ditemui selama travelling.

Bukan hanya keluar negri, travelling berdua juga bisa dilakukan di dalam negri, dengan biaya murah. Misalnya travelling ala back packer. Naik kereta api,  atau kendaraan umum lain, yang penting bisa menjadi "ajang" memelihara kekompakan dan kemesraan berdua.
Selain kegiatan itu, kami masih punya beberapa rencana kegiatan bersama yang ingin kami wujudkan dalam waktu dekat. Misalnya, ingin melakukan safari masjid, yaitu mengunjungi masjid-masjid cantik dan berarsitektur unik, lalu shalat di sana dan menyelami kehidupan muslim di masjid tersebut.

Demikianlah, sekedar sharing untuk melakukan kegiatan asyik bersama pasangan. Menjaga hubungan harmonis dengan pasangan dalam jangka waktu yang lama  tentu bukan hal yang sepele. Kata orang, kunci awetnya pernikahan adalah kemampuan menjalin kekompakan, kedekatan dan persahabatan dengan pasangan. Menjaga cinta ibarat menjaga nyala api agar tidak cepat padam, perlu usaha dari kedua belah pihak. Sepanjang pengalamanku, kegiatan-kegiatan bersama  yang dilakukan dengan kompak bisa memperkokoh cinta dan kemesraan bersama pasangan. Tidak percaya? Coba deh!

12 komentar:

Lidya Fitrian mengatakan...

Dari kesembilan tips ya belum pernah aku lakukan adalah menulis mbak :)

Haya Nufus mengatakan...

Kegiatan bersamanya seru-seru mbak.... Semoga terus bahagia ya mbak. Itu foto makanannya bikin pingin :D
Fotonya juga bagus-bagus.

novie @vierose22 mengatakan...

alhamdulillaah...usia perkawinannya sudah mencapai tahun ke 17, sama seperti usia perkawinan kami juga. Bahagia...pastinya, punya banyak waktu berdua karena anak-anak sudah remaja dengan acaranya sendiri ya.makanya jadi sering traveling berdua.

rahmi mengatakan...

nunggu anak kedua udah gedean, baru bisa dua2an nih mak hehehe

Tetty Hermawati mengatakan...

seru banget mbak iwed :)

Ratna mengatakan...

Bapaknya anak-anak ngga bisa masak tapi dia suka makan. Jadi gw yang masak, dia yang makan + cuci piringnya hahahaha

Juliana Dewi Kartikawati mengatakan...

@Lidya : yuk ajak suami nulis

Juliana Dewi Kartikawati mengatakan...

@Haya Nufus : terimakasih apresiasinya

Juliana Dewi Kartikawati mengatakan...

@novie : Alhamdulillah

Juliana Dewi Kartikawati mengatakan...

@rahmi : abis anak ke dua ada yg ke tiga nih kayaknya..hehe

Juliana Dewi Kartikawati mengatakan...

@Tetty Hermawati : cihuy... Hehe..

Juliana Dewi Kartikawati mengatakan...

@Ratna : siiip.. Tetap dapat tugas ya. Nyuci piring. Hehe