Minggu, 03 Januari 2016

Menikmati Legitnya Es Asuk Koboy Palembang


Beberapa kali mudik ke Palembang,  teman-teman  membicarakan lezatnya semangkuk es cendol kacang merah yang dijual di jalan Dempo Luar.

“Cobalah es Asuk Koboy. Enak, lho!”  Ucap sang teman penuh semangat.

Nama yang  unik. Apa maksudnya Asuk Koboy? Kabarnya sang pemilik adalah pria keturunan China yang dipanggil Asuk. Si Asuk ini senang mengenakan topi koboy.  Dari situ terciptalah brand “Asuk Koboy”.


Hari itu matahari bersinar  terik di langit Palembang. Dengan motor, aku dan suamiku, si Akang, menuju Jl. Dempo Luar no 705.  Kami sengaja ingin membuktikan iklan yang didengungkan teman-teman. Sekaligus menuntaskan rasa penasaran akan cita rasa minuman yang cukup tersohor di Palembang.


Jangan berharap akan menemukan cafe yang keren dan cozy, karena outlet  Asuk Koboy bisa dikatakan seperti warung yang berlokasi di sebuah ruko.


Tempatnya sederhana saja, malah terkesan acak-acakan. Dinding bagian dalam ruko   dicat hijau. Mejanya dari kayu dilapis plastik hijau. Kursi-kursi plastik dengan warna tak seragam, ada  merah, ada  hijau kebiruan.  Sebuah pintu ke bagian belakang ruko terlihat menganga, menampilkan  baskom dan kontainer-kontainer plastik yang tak tertata rapi.


Di sudut kiri dan kanan ruangan terlihat barang bertumpuk-tumpuk. Kardus, styrofoam, dan tumpukan topi koboy. Topi-topi koboy juga terlihat menghiasi dinding ruangan.  Pemilik usaha ini tak menganggap penting penataan ruang dan disain interior dengan “taste” tertentu. 


Baiklah, aku makin penasaran dengan rasa es koboy itu. Pasti karena rasanya istimewa sehingga orang tak peduli akan suasana warung ini.

Aku dan Akang memesan dua porsi es . Tak lama kemudian,  es  Asuk Koboy  terhidang  di mangkuk-mangkuk melamin warna merah. Tampilannya biasa saja. Es serut dengan lelehan susu kental manis .

Aku mengaduk minuman di mangkuk itu, lalu bermunculanlah cendol hijau dan kacang merah dari balik es serut.

Satu suapan es lengkap dengan cendol hijau menyentuh lidahku.  Hmmm.... Rasa cendolnya enak dan khas, berbeda dengan cendol yang biasa kumakan.

Menyusul suapan kedua, butiran es dengan kacang merahnya. Oww... enak. Kacang merahnya lembut. Manis gula merah meresap, menyatu dengan cita rasa kacang merah. Legit. Yummy. Satu suapan lagi, cendol dan kacang merah berpadu di lidah. Sempurna.


Cukup sudah. Aku kini bisa menyimpulkan mengapa tempat ini tak perlu disain interior cozy, modern, bergaya, atau apalah itu. Orang datang kemari bukan untuk menikmati suasana. Bukan untuk kongkow-kongkow, ngobrol ngalor-ngidul, duduk berlama-lama sambil santai, apalagi berfoto narsis.

Orang-orang menyambangi tempat ini  dengan satu tujuan. Memanjakan lidah mereka dengan rasa legit es Asuk Koboy.

Penasaran dengan rasanya? Jangan lewatkan mencicipi es Asuk Koboy kalau berkunjung ke Palembang ya!

23 komentar:

rahmiaziza.com mengatakan...


Kalo beli banyak bisa dapet lebih murah yaa. Suruh buka cabang di Semarang maak hehe.

Juliana Dewi Kartikawati mengatakan...

@rahmiaziza:hehehe... Coba nanti aku bilang sama Asuk Koboy ya :-)

Elrani mengatakan...

Waaah... namanya seru. Rasanya pasti seru juga ya, Mba Iwet

Turis Cantik mengatakan...

Kebayang enaknya seger di tenggorokan apalagi diseruput pas siang hari :)

Hidayah Sulistyowati mengatakan...

Waah, aku suka banget tuh es campur, meski jarang beli karena selalu gak habis kalo pesen satu mangkok, hahaha

Juliana Dewi Kartikawati mengatakan...

@Elrani : iya.. Seru di lidah. Hehe

Juliana Dewi Kartikawati mengatakan...

@turiscantik.com : cocok dengan cuaca Palembang yg puanaaas...

Juliana Dewi Kartikawati mengatakan...

@Hidayah Sulistyowati : kita makannya seporsi berdua yuk! :-)

Rita Dewi mengatakan...

seandainya yang punya warung tahu akan didatangi oleh seorang blogger pastilah dia akan sibuk menata interior warungnya seindah mungkin. hehe.......

Juliana Dewi Kartikawati mengatakan...

@rita dewi : hihihihi... Tapi enakan datang diam2 ya Mbak. Jadi hasil tulisan sang blogger jujur apa adanya.

nova violita mengatakan...

ih..tempat jualan ga perlu kalku lator ya... tinggal liat berapa bungkus aja..he2

windah saputro mengatakan...

Wah, enak kayaknya, coba ada di jakarta pasti lebih enak. Hehhe

Ade anita mengatakan...

Noted ah. Pertengahan januari insya Allah mudik palembang nih aku.

Ika Puspita mengatakan...

Duuh...pasti seger banget ya kalo dinikmati pas panas terik....

Juliana Dewi Kartikawati mengatakan...

@nova violita : masih perlu kalkulator, buat ngitung uang kembalian.. Qiqiqi

Juliana Dewi Kartikawati mengatakan...

@windah saputro : barangkali Mbak Windah mau beli franchise buat buka di jakarta?

Juliana Dewi Kartikawati mengatakan...

@Ade anita : salam wong kito galo.. Hehe

Juliana Dewi Kartikawati mengatakan...

@Ika Puspitasari : betul...

ira guslina mengatakan...

Keliatannya menggoda. Harganya juga terjangkau ya mba. Selama ini taunya ke palembang ya pempek. Taunya ada juga yg manisss

Juliana Dewi Kartikawati mengatakan...

@ira guslina : wah.. Selain pempek masih buanyaak varian kuliner Palembang.

Anggara mengatakan...

haduh, kayaknya kelewat nih waktu ke Palembang. Kudu mencoba kalau kesana lagi

Juliana Dewi Kartikawati mengatakan...

@Anggara : catat ya di itinerary ;-)

Anonim mengatakan...

apa masih ad