Laman

Minggu, 01 Maret 2009

Ke Bogor Lagi



Sabtu 21 Februari 2009


Hari itu, aku bersama suami, anak-anak dan mamiku pergi ke Bogor. Kali ini untuk menyelesaikan transaksi pembelian rumah dan mencari sekolah untuk anak-anak. Selain itu mamiku janjian bertemu dengan sepupu-sepupunya yang sudah lumayan lama tak bertemu.

Kami berangkat dari Palembang jam 6.30 pagi dengan mobil. Dengan harap-harap cemas kami berangkat. Ada 2 hal yang dikhawatirkan. Pertama, kami khawatir jalan lintas Sumatera yang melewati Sukadana rusak, dan tak bisa dilalui kendaraan. Kedua, kabarnya gelombang laut sedang tinggi, kami khawatir tidak bisa menyeberang dari Bakauheni ke pelabuhan Merak.

Untunglah semua kekhawatiran itu tidak terjadi. Jalan yang kami lalui memang tidak 100% mulus, tapi bagian yang tempo hari rusak parah sudah di perbaiki dan cukup lumayan untuk dilalui kendaraan. Pada saat kami tiba di Bakauheni, gelombang laut normal-normal saja, sehingga kapal bisa berangkat ke Merak.

Kami tiba di Bogor jam 9 malam. Udara sejuk Bogor menyambut kami, dan akupun langsung merasa betah. Kami menginap di hotel langganan, Terra Nostra Boutique Hotel, di jalan Salak no. 8. Kamarnya yang cozy membuat kami ingin cepat-cepat tidur dan melepaskan lelah sehingga bisa bangun dengan segar keesokan harinya.


Minggu , 22 Februari 2009.

Pagi itu kami jalan ke taman Kencana, tak jauh dari hotel. Di tempat ini banyak orang berjualan aneka makanan untuk sarapan. Dari siomay, batagor, mie ayam, karedok, gado-gado, soto, rawon, sate, bakso, gudeg, sampai bubur ayam ada disana. Menariknya, di hari Minggu, ada sekelompok seniman yang mengadakan pertunjukan. Meskipun mereka sebenarnya pengamen, tapi mereka menampilkan sesuatu yang jauh lebih baik dari pengamen biasa. Kali ini mereka menampilkan tarian yang menarik, dengan kostum tari yang atraktif. Ada juga seorang dalang yang menampilkan wayang golek. Asyik juga buat ditonton.

Pertunjukan kesenian di Taman Kencana, Bogor

Setelah perut kenyang, kami berangkat. Sekarang tujuannya ke rumah di Bogor Nirwana Residence. Aku dan suamiku ingin melihat kondisinya. Rumah inilah yang akan kami beli, dan rencananya pada hari Senin akan dilakukan penanda tanganan surat dan berkas-berkas sehingga rumah ini akan resmi menjadi milik kami.

Setelah melihat-lihat rumah itu, terutama bagian dalamnya, kami kembali ke hotel. Sepupu mamiku, mamah Ar, datang ke hotel bersama anak, menantu dan cucunya sekitar jam 10.30. Segera saja suasana jadi meriah. Tak lama kemuadian, sepupu mami yang lain, Tante Yati datang juga bersama anaknya. Jadilah kamar hotel ajang reuni keluarga. Seru!










Ketika hari beranjak siang, aku berfikir kemana harus makan siang dengan rombongan yang heboh ini. Tak sengaja aku melihat iklan di halaman belakang majalah yang ada di kamar hotel. Judulnya “ Nasi Bogana Silva, terima pesanan,bisa diantar”. Aku coba menghubungi nomor yang tertera di iklan itu, dan memesan 13 kotak nasi Bogana Silva.

Satu jam kemudian, datanglah pesanan itu. Isinya lumayan unik, nasi uduk dilengkapi dengan daging empal yang empuk, dan pelengkapnya yang disusun mengelilingi nasi. Ada orak-arik tempe, tumis kacang panjang, sambel dan lain-lain. Semua itu dibungkus dengan daun pisang. Rasanya? Enak! Nasinya lembut dan terasa bumbunya. Daging empalnya sedap dan lembut. Sambelnya tidak terlalu pedas. Harganyapun murah, hanya Rp. 10.000,- dengan minimum pemesanan 5 kotak.

Setelah puas ngobrol, Mamah Ar dan rombongannya pamit pulang. Hujan mengguyur kota Bogor. Udara menjadi dingin. Perlahan tetes hujan mereda, berganti rintik gerimis. Tak lama, adikku Linda Oktarina Purnamasari,datang ke hotel bersama pacarnya, Imron. Selama ini Linda tinggal di Jakarta. Dia satu-satunya adikku yang belum menikah.

Suasana jadi meriah lagi, dengan dengan celotehnya bercerita. Aku protes pada adikku, karena tubuhnya jadi gemuk. Tapi dia senyum-senyum saja, malah dengan cueknya dia melahap nasi Bogana yang masih tersisa.

Hari itu diisi dengan melepas rindu pada sanak saudara. Sungguh menyenangkan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar