Laman

Senin, 29 Desember 2014

Arisan dan 10 Manfaatnya


Tak bisa dipungkiri, manusia sebagai makhluk sosial gemar bergaul. Bagi wanita, atau khususnya ibu-ibu, bentuk pergaulan itu seringkali diwujudkan dalam acara arisan.

Kata Arisan adalah istilah yang berlaku di Indonesia. Dalam kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa arisan adalah pengumpulan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang, lalu diundi diantara mereka. Undian tersebut dilaksanakan secara berkala sampai semua anggota memperolehnya.

Bagaimana arisan dalam pandangan Islam? Apakah haram atau diperbolehkan?

Sabtu, 27 Desember 2014

Memaknai Reuni Keluarga


Libur telah tiba.  Bagaimanapun liburan adalah momen menyenangkan baik bagi anak-anak maupun orang tuanya. Meski anak-anakku menyimpan sedikit kekecewaan akibat rencana liburan ke negri orang yang terpaksa ditunda karena suatu hal, tapi kedatangan sepupu-sepupu dan kakeknya dari Palembang untuk liburan di Bogor bisa mengobati perasaan mereka.

Ayah mertua datang bersama 3 keponakanku, Rifqi, Nathan dan Ilham.  Anak-anakku Anin, Rafif dan Dea menyambut mereka dengan gembira. Rumah mendadak lebih ramai diwarnai celoteh, tawa, teriakan dan derai canda anak-anak.

Aku masak lebih banyak dari biasanya. Anak-anak masih dalam masa pertumbuhan, sehingga butuh asupan makanan yang lebih. Bukan cuma makanan pokok tapi juga cemilan.

Hampir setiap hari mereka berenang di club house yang jaraknya hanya beberapa langkah saja dari rumah.


Rifqi, keponakanku yang paling besar kini sudah duduk di bangku SMA kelas 3. Dia sudah bisa diandalkan untuk menjaga sepupu-sepupunya bila mereka berenang kala aku tak bisa  ikut mengawasi di kolam renang.

Rifqi,  Ilham dan Nathan juga sesekali bermain layangan. Mau tahu siapa yang memimpin rombongan itu? Tak lain  anak gadisku yang tomboi, Dea. Anak perempuan  kelas 7 SMP itu tak sungkan memerintah sepupunya untuk mengulur benang panjang-panjang sementara dia berusaha menerbangkan layang-layangnya.

Anak-anak memilih tidur beramai-ramai  dalam satu kamar. Kasur-kasur digelar di lantai. Rafif, Ilham dan Nathan tidur dengan berpelukan. Tak jarang mereka ngobrol dan bercanda hingga larut malam.

Di akhir minggu aku membawa mereka nonton di mall. Lalu makan masakan Jepang kesenangan anak-anakku dan tampaknya kesukaan itu menular pada sepupu-sepupunya. Senang melihat mereka semua makan dengan lahapnya, termasuk Ilham, keponakanku yang paling kurus dan susah makan.


Biasanya Ilham  susah disuruh makan. Dia hanya menyantap makanan yang sangat sedikit. Tak jarang semua makanan yang kutawarkan dibalas dengan gelengan kepala. Bahkan ketika aku tanya makanan apa yang dia mau, dia pun  tak tahu. Tapi ketika menyantap sushi dan sashimi, dia lahap dan antusias. Baru sekali itu aku melihatnya makan dengan penuh gairah.

Lalu, dua keponakanku Rani dan Opan, anak  adik suamiku yang bungsu ikut bergabung. Demikian juga dengan ibunya. Lalu kakak iparku pun ikut bergabung. Seru sekali suasana rumah di liburan kali ini.

Hari itu aku  dan iparku mendampingi anak-anak berenang di club house. Tak lama mertua dan suamiku hadir juga. Club house pun menjadi ajang  tempat berkumpul keluarga. Betapa senang rasanya menghabiskan waktu bersama orang-orang tercinta.


Di penghujung liburan, anak-anak kubawa ke The Jungle Waterpark. Wahana bermain air ini jaraknya hanya beberapa ratus meter saja dari rumahku.


Wajah ceria anak-anak terlihat  makin sumringah kala menikmati wahana “wave” di The Jungle Waterpark. Di kolam itu, setiap satu jam, akan dinyalakan sebuah alat yang bisa membuat air kolam bergelombang laksana ombak di laut yang menghempas pantai. Aku yang  duduk memperhatikan gerak-gerik anak-anak  ikut terlarut dalam kegembiraan.


Rafif  biasanya takut air, tapi kini lebih berani karena kedekatannya dengan Rifqi. Sejak beberapa hari terakhir saat mereka berenang di club house, dengan sabar Rifqi menggendong Rafif dipundaknya sehingga anak bungsuku itu  berani terjun ke air.

Di kolam “wave” itu, keberanian Rafif makin bertambah. Berdua dengan Rifqi, dia dengan riang menantang ombak. Mereka berdua terangguk-angguk  diterjang gelombang di atas ban besar berwarna kuning. Terlihat wajah Rafif begitu ceria.



Nathan dan Opan pun demikian. Meskipun sering terjatuh ke air, Nathan terus berusaha naik kembali ke atas ban. Opan berusaha membantu Nathan dengan menarik tubuh sepupunya.  Meskipun akibatnya mereka berdua  malah terjungkal, tapi wajah  anak-anak itu  berhias tawa.

Dea, Rani dan Ilham menikmati deraan ombak tanpa ban. Mereka bertiga selalu berusaha berdekatan untuk saling membantu.











Terlihat anak-anaku sangat dekat dengan sepupu-sepupunya. Tampaknya telah tumbuh ikatan batin yang kuat diantara mereka, seperti juga ikatan batin yang saling mengikat para orang tuanya.

Kesempatan berkumpul seperti ini termasuk langka. Rani dan Opan tak bisa setiap tahun bertemu dengan keluarga besar dan sepupu-sepupunya. Ayahnya yang bertugas sebagai hakim seringkali berpindah tugas ke tempat yang jauh. Saat ini ayah mereka bertugas di Nusa Tenggara Barat, tepatnya di Sumbawa. Sangat beruntung di penghujung tahun ini mereka bisa berkumpul dengan saudara-saudara.


Pagi itu semua bersiap-siap pulang. Mertua, kakak ipar, Rifqi, Nathan, Ilham dan Dea akan berangkat ke Palembang. Sementara adik iparku bersama anak-anaknya, Rani dan Opan akan kembali ke Jakarta untuk bersiap pulang ke Sumbawa.

Canda tawa di meja makan saat sarapan pagi itu digetarkan oleh sebuah pertanyaan.

“Kapan kita bisa berkumpul lagi?” Suara sendu yang  keluar dari mulut Rani itu membuat sifat cengengku kumat. Keponakanku yang satu ini hatinya sangat lembut, mudah tersentuh. Dan dia sangat penyayang. Kalau saja aku tak cepat-cepat berusaha menetralisir perasaan, tentu air mataku sudah berlinang-linang.

Aku melihat kilat bahagia di mata ayah mertuaku. Aku tahu dia senang melihat cucu-cucunya rukun. Tentu dalam hatinya tumbuh  sebuah harapan bahwa di masa depan cucu-cucunya akan tetap saling sayang, saling mendukung, saling membantu dan menguatkan dalam menjalani kehidupan.

Bagaimanapun  juga benih ikatan batin itu telah ditanamkan pada 4 bersaudara, orangtua dari anak-anak ini.  Benih itu dipupuk oleh ayah dan ibu mertuaku sejak awal,  hingga sekarang telah berkembang mengikat keturunan mereka.

Saat berkumpul bersama keluarga merupakan masa merekam kebersamaan yang indah dalam sel-sel memori otak. Kelak memori itu menjalin kedekatan sebagai saudara sedarah yang terikat pertalian batin. Sungguh indah kasih sayang yang menyatukan. Meskipun jarak terbentang memisahkan secara fisik tapi kedekatan hati tetap terbangun.




Ada satu hal yang kuyakini dalam hati. Kerukunan antar saudara itu berkah yang tak ternilai harganya. Alhamdulillah....

Jumat, 26 Desember 2014

Menikmati Liburan Tenang di Pantai Tanjung Lesung


Aku suka pantai. Melepaskan pandangan jauh ke laut biru yang luas kurasakan seperti terapi melepaskan beban. Apalagi saat menarik nafas panjang lalu melepaskannya perlahan. Dada terasa lapang,  ringan dan lega.


 Suasana pantai yang bersih dan sepi laksana milik pribadi dengan  debur ombak, tekstur pasir yang halus menyentuh telapak kaki, birunya laut,  aroma air asin yang terbawa angin, lambaian nyiur dan hembusan angin yang membelai wajah mendatangkan rasa nyaman. Dan rasa itu aku dapatkan ketika berlibur ke Tanjung Lesung, Pandeglang Banten.


Untuk mencapai pantai ini dari Jakarta, terdapat dua rute yang bisa ditempuh. Yang pertama mengambil rute jalan tol Jakarta-Merak, keluar di pintu tol Serang Timur. Setelah melewati kota Serang, perjalanan berlanjut ke kota Paldeglang dan Labuan, hingga sampai di pantai Tanjung Lesung. Rute yang kedua adalah melalui jalan tol Jakarta-Merak keluar di gerbang tol Cilegon.selanjutnya menyusuri Anyer-Carita-Labuan  hingga pantai Tanjung Lesung.

Pantai Tanjung Lesung terhampar indah  di ujung Barat pulau Jawa laksana gadis cantik  tersenyum memamerkan lesung pipinya. Lokasi pantai ini tepatnya berada di desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten.

Pantai yang mempesona dengan air  tenang dan jernih ini dipercantik dengan bagian laut yang menjorok ke pantai membentuk laguna.


Ada banyak tempat menginap di pantai Tanjung Lesung. Mulai dari home stay, hotel, resort, dan villa. Home stay tarifnya mulai Rp. 100 ribuan, sedangkan hotel, resort dan villa bervariasi mulai Rp. 500 ribuan hingga 2,5 jutaan per malam.

Aku, suami dan anak bungsuku memilih menginap di sebuah villa di resort yang tak terlalu ramai, tepatnya di Tanjung Lesung Resort and Villa.



Suasana romantis tempat ini cocok juga  untuk pasangan yang sedang berbulan madu atau ingin mengulang bulan madu. Apalagi suasana saat hari menjelang malam. Lampu-lampu bercahaya kuning temaram  menyala di villa-villa, taman dan restauran ditingkahi langit yang meredup dan desau angin membelai daun nyiur. Syahdu.





Sejak pagi hingga sore hari, banyak yang bisa dilakukan di tempat indah ini.  Mulai dari jalan-jalan menyusuri pantai, bersepeda, berenang, bermain jetski, menyelam, snorkling, naik banana boat, berfoto narsis dengan latar pantai yang molek, menatap laut sambil makan kelapa muda,  naik perahu dan menyaksikan burung-burung camar putih mencari ikan. Atau seperti yang kulakukan, duduk diam dan meresapi keindahan tanpa melakukan apa pun. Kegiatan itu kunamai “ the art of doing nothing”.  Dan itu asyik sekali!


Di Tanjung Lesung Resort terdapat kolam renang yang menawan di pinggir pantai.  Duduk selonjoran di sofa empuk di sisi kolam sambil membaca novel dan sesekali menatap pemandangan kolam  berlatar laut sungguh menyenangkan.


Villa di resort ini juga cantik. Terdiri dari ruang tamu yang menyatu dengan ruang makan, pantry, kamar utama dan sebuah kamar lagi di lantai 2. Fasilitas  yang tersedia selain kolam renang adalah restauran, bar atau lounge, klub anak, toko souvenir, ruang rapat dan fasilitas untuk memanggang atau barbekyu.






Landscape villa dilengkapi taman yang terawat, bersih dan hijau. Ada kolam-kolam teratai yang menambah asri suasana. Berjalan-jalan di taman dan berfoto-foto juga bisa menjadi kegiatan yang asyik.




Liburan yang menyenangkan. Suatu hari nanti rasanya ingin lagi menikmati suasana santai di  pantai Tanjung Lesung.






Selasa, 23 Desember 2014

Bogor Color N Run


Dua anak gadisku mendadak heboh merengek-rengek ingin ikut sebuah even acara lari 5 km. Lho kok tumben? Mereka biasanya tak gemar lari-lari.

“Ini seru, Ma! Lari ramai-ramai sama kawan-kawan terus disemprot bubuk warna-warni sampai belepotan. Mau ikut ya, Ma. Please...! “ Rengek Anin.

“Iya, Ma. Dea juga mau ikut. Seruu! “ Dea tak mau kalah.

Gaung promosi yang gencar dilaksanakan di sekolah-sekolah tampaknya sudah menjangkiti anak-anakku karena melihat teman-temannya berbondong-bondong mendaftar. Tetanggaku pun ikut antusias menanyakan cara pembelian tiket acara ini.

Bogor Color N Run, sebuah even lari  5 kilometer  yang menjadi ajang seru-seruan bersama teman-teman dan keluarga diselenggarakan dalam rangka  menyambut ulang tahun wahana hiburan  “ Jungle Fest” yang pertama.

Even ini bukan seperti lomba lari pada umumnya yang terikat penghitungan waktu tercepat, tapi lebih sebagai sarana bersenang-senang. Lemparan holi powder yang berwarna-warni di setiap kilo meter dengan tema yang berbeda-beda  menambah hebohnya suasana.

Color Run awalnya dilaksanakan oleh produser acara Travis Snyder dengan tujuan mendorong para profesional dan pemula berlari bersama-sama sambil bersenang-senang. Acara ini pertama kali diadakan di bulan Januari 2012 di Phoenix, Arizona dengan jumlah peserta 6.000 orang.

Lalu acara ini merambat bagaikan virus ke lebih dari 50 kota di Ameriak Utara. Total peserta yang berpartisipasi sejumlah 600.000 orang. Acara ini menjadi event berlari sepanjang 5 kilometer yang terbesar di Amerika Serikat. Di tahun 2013 acara ini diadakan lebih dari 130 kota di Amerika Serikat, Amerika Selatan, Australia dan Eropa dan kini telah merambah ke  Jakarta bahkan ke Bogor.

Beberapa kompetisi yang diadakan dalam event Bogor Color N Run ini adalah :
  • Best Selfie
  • Best Photo
  • Best Oufit
  • The Biggest participant School
  • The Biggest participant Group
Demam Selfie

Dengan uang pendaftaran seharga Rp. 120. 000,-  bagi pelajar dan Rp. 150.000,-untuk umum para peserta mendapat  fasilitas :
  • T-shirt
  • Gelang kertas
  • Kacamata
  • Holi powder pack
  • Nomer lari dada
  • Tiket masuk Jungle Fest
Acara ini juga dimeriahkan dengan penampilan boy band RAN dan Midnignt Quickie.
Penampilan RAN

Pagi itu, 21 Desember 2014, sebelum jam 6.00  Anin dan Dea sudah bersiap-siap. Mereka memakai kaus seragam yang dibagikan panitia. Dua anak gadisku tampak antusias. Mereka minta diantar ke area Jungle Fest untuk bergabung bersama teman-temannya.

Antrian kendaraan tampak memadati area sekitar Jungle Fest yang terletak di kawasan Bogor Nirwana Residence. Berbondong-bondong remaja, anak-anak, ibu dan bapak berjalan beriringan menuju satu titik keramaian.

Dalam acara ini  4000 peserta  mulai berlari dengan berpakaian  t-shirt putih bertuliskan Bogor Color N Run melewati  “stasiun” demi “stasiun” dengan tema yang berbeda-beda. Di setiap stasiun, peserta akan disemprot dengan bubuk warna-warni. 






Kemeriahan acara ini tampak jelas ketika rombongan melewati jalan utama di depan cluster rumahku. Teriakan-teriakan girang terdengar ketika holi powder warna-warni dihamburkan oleh panitia pada para peserta. Sontak  warna rambut, wajah dan tubuh peserta berubah  merah, biru, kuning, hijau dan campuran warna lainnya.






Demam selfie dimana-mana. Itulah yang terlihat dari gerombolan remaja-remaja ceria yang terus bergaya dengan camera dan tongsisnya. Mereka tak bosan-bosan menjepretkan camera ponsel maupun camera pocket mengabadikan tampang mereka yang berwarna-warni.

Senang juga melihat bagaimana warna-warna ceria menghidupkan suasana dan keramaian di lingkungan tempat tinggalku.