Kamis, 31 Januari 2019

PARA ISTRI MARI LURUSKAN NIAT



Beberapa bulan yang lalu, salah seorang ibu yang hadir di sharing session Enlightening Parenting, meminta waktu untuk curhat usai acara. Ibu muda ini menanyakan kiat-kiat membangun kemesraan dengan suami, sambil curhat tentang rumah tangganya yang tengah dilanda masalah.

“Oh, jadi begitu ya Bu, supaya suami mesra. Kalau saya melakukan langkah-langkah membangun kemesraan itu, dijamin gak,Bu, suami saya akan setia pada saya, tidak menjalin hubungan dengan wanita lain?”

Kata-kata itu diajukan dengan nada sedih setengah putus asa dan mata berkaca-kaca. Aku terdiam sejenak mencerna pertanyaannya.

“Bu, aku tidak bisa menjamin. Aku ini bukan siapa-siapa. Bahkan di dalam Al Qur an juga tidak ada ayat yang menyebutkan kalau istri bersikap mesra maka suami akan setia. Tidak ada. “

Jawaban itu membuat si ibu kecewa. Wajah cantiknya menunduk.

“Bu, saya ingin tanya. Apakah tujuan ibu mau berbaik-baik pada suami, mau membangun kemesraan dengan suami, supaya suami tidak melirik wanita lain?”

“Iya.”

“Bu, tujuan yang hasilnya bergantung pada orang lain adalah tujuan yang paling besar kemungkinannya membuat frustasi, membuat kecewa. Kita tidak bisa mengatur orang, meski itu suami sendiri. Mau nggak aku sarankan cara untuk terhindar dari kecewa, atau frustasi?”

Si Ibu mengangguk.Aku kemudian menceritakan pengalamanku padanya, tentang berbuat sesuatu dengan tujuan berharap pada suami.

“Bu, aku pernah, berbulan-bulan mengaduk-aduk bahan bakso di dapur, ingin sekali membuat bakso yang enak dengan resep sendiri. Tujuannya supaya suami suka bakso buatanku, lalu memuji. Akhirnya aku dapat resep yang pas. Resep itu aku posting di web, lalu menjadi viral di internet. Ratusan orang memuji resep itu karena hasilnya enak. Tapi ketika menyajikan bakso itu pada suami, tidak ada tanggapan sama sekali. Mukanya lempeeng saja. Tidak bicara apa-apa. Tidak ada pujian seperti yang diharapkan. Aku kecewa, marah, kesal, merasa sia-sia. Tapi sahabatku, Mbak Okina Fitriani mengingatkan.

“Mbak Iwed. Mari kita luruskan niat. Letakkan makna baru dalam niatnya Mbak Iwed untuk melayani suami dan anak-anak. Lakukan karena Allah SWT semata. Jangan demi pujian, demi cinta, atau yang lain. Lakukan semua kebaikan untuk suami, anak-anak, atau siapa pun semata-mata karena mengharap ridho Allah. Jadi, bila hasilnya tidak memperoleh pujian atau penghargaan dari makhlukNya, Mbak Iwed tidak akan kecewa. Yang penting Allah mencatatkan semua amal baikmu. Nanti, di kehidupan abadi, semua tidak ada yang sia-sia. Allah menilai usaha Mbak Iwed, bukan hasil.”

Begitu katanya.

"Nah, kembali lagi ke masalah membangun kemesraan supaya suami setia. Ini juga sama. Ada kata-kata bijak dari Ali Bin Abi Thalib yang menyebutkan,

“Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup, dan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia.”

Ada perintah dalam Al Quran surat Al Insyirah (94) ayat 8 menyebutkan “ dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”

Maka kembali lagi, sebagai istri, mari luruskan niat. Supaya tidak kecewa, tidak frustasi, mari sandarkan harapan kepada Zat yang tidak pernah ingkar akan janjiNya. Allah tidak pernah lalai mencatat kebaikan hambanya walau sebiji zarah sekalipun, akan dibalas dengan pahala disisiNya.

Ibu muda tersenyum. Wajahnya terlihat lebih cerah. Semoga apa yang aku sampaikan membuka pikirannya. Aamiin

Pesanku untuk para istri, apa pun kebaikan yang dilakukan, baik itu melayani suami, bermesra-mesra, berkata lembut, menuruti perintah suami selama tidak melanggar syariatNya, lakukanlah dengan niat hanya untuk mengharap ridho Allah semata.

Bukan supaya suami makin cinta, supaya suami makin mesra, supaya suami setia dan lain-lain.

Istri sudah berupaya berbuat baik, lalu ternyata suami tidak makin cinta, tidak mesra, tidak makin baik, tidak setia.
Dipandang di level dunia, upaya para istri berbuat kebaikan itu tampaknya sia-sia saja.

Tapi bila istri meletakkan harapan di level yang paling tinggi, level akhirat, maka semua upaya istri itu di mata Allah SWT tidak ada yang sia-sia. Allah tidak lalai mencatat, dan kelak istri akan mendapat balasan kebaikan baik di dunia maupun di akhirat.

Bila upaya istri dibalas suami dengan kebaikan juga, dengan kemesraan, dengan kesetiaan, maka itu hanyalah bonus semata. Biasanya, hasil tidak mengkhianati upaya.😍

Sebenarnya tidak ada ruginya sama sekali berbuat baik pada suami kan ya? Mau dibalas suami atau tidak, istri tetap dapat pahalaNya.

Lagi pula, kalau ada suami yang menyia-nyiakan istri yang baik lagi shalihah, sebenarnya yang rugi siapa?
Jadi tunggu apa lagi? Yuk para istri benahi niat. Berbuat kebaikan pada suami untuk mendapat ridhoNya. Semangaaat !!!...💃💃💃💃💃❤️❤️❤️❤️

2 komentar:

Zulfarida mengatakan...

Tercerahkan sekali teh. Masyaallah tulisannya bermanfaat banget. Insyaallah aku terapkan mulai detik ini hihi

Diana mengatakan...

ma syaa Allah... terima kasih atas tulisan inspiratif ini Bu...