Senin, 10 September 2018

MENYIKAPI ANAK YANG TIDAK KONSISTEN BANGUN PAGI



Seri Tanya Jawab Enlightening Parenting
Nara Sumber : Okina Fitriani

Tanya : 

Saya kesulitan membangunkan anak pagi-pagi. Sempat beberapa kali berhasil dibangunkan dengan kesepakatan menggunakan alarm. Mereka sempat excited ketika pertama kali melakukannya. Sekitar 7  kali berhasil, lalu mulai agak susah.


Saya bangunkan lalu saya tanya,” Mau berapa menit lagi bangunnya, Nak?”

Dijawabnya, “ Enam menit lagi, tapi nggak mau pakai alarm.”

Tapi setelah 6 menit dia masih tidak bangun.

“Sudah 6 menit, Nak..” Kata saya.

“Belum. “

“Enam menit menurut siapa?” Tanya saya.

“Menurut aku.” Katanya.

Bagaimana cara menyikapinya?

Jawab : 

Hehehe.. Ayahnya kalah cerdas sama anak.  Apakah setelah dia berhasil bangun pagi 7 kali itu  dia mendapat pujian efektif dari orangtua dan mendapat keuntungan?

Mengapa anak saya tidak pernah bangun terlambat? Karena kalau dia bangun terlambat sehingga ketinggalan bus sekolah, saya tidak akan pernah mengantarkannya ke sekolah. Ya sudah biar saja tidak sekolah. Biar saja dia usaha sendiri mengejar bus. Naik gojek atau apa terserah saja, dan ongkosnya dia bayar sendiri.

Komitmen ke anak harus jelas. Kamu tidak boleh begini, karena untungnya begini dan ruginya begini. Dan dia harus merasakan sendiri resiko dari pelanggaran yang dilakukannya. Tapi ketika dia konsekuen bangun pagi, puji dia.

“Alhamdulillah.. Adek bangun pagi. Mama nggak usah repot bangunin sudah bisa bangun sendiri. Nanti kalau kamu menjadi pemimpin, kamu akan jadi contoh yang baik. “

 Maka anak akan percaya diri, karena dia merasa perilakunya baik untuk dicontoh.

Lalu rayakan keberhasilannya bangun pagi itu.

“Nak, karena  dirimu sudah berhasil beberapa hari bisa bangun  pagi sendiri, kita rayakan dengan makan es krim di warung. “

Lho kok di warung? Ya, nggak apa-apa. Reward itu gak usah mahal-mahal.Hemat. Anak-anak itu mau makan di restoran atau di warung ya sama saja asal bersama orangtuanya. Contohnya anak saya. Saya ajak mancing di emperan dengan jalan-jalan ke Universal Studio, ekspresi bahagianya sama saja. Dia bahagia selama bersama orangtuanya.

Intinya, komitmen dengan anak itu harus jelas, biarkan anak menerima resiko bila melanggar, puji anak bila sudah berhasil, dan beri reward yang  membuat dia berkata “ Wow.. I am good!”

1 komentar:

Hanifah mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.