Rabu, 25 Maret 2015

Liburan Keluarga di Singapore ( II )




 Lihat kisah sebelumnya di sini

Hari  Sabtu  7 Maret 2015, adalah hari yang paling ditunggu-tunggu anak-anakku.  Mereka sudah tak sabar  ingin ke Universal Studio Singapore.

Tadi malam aku sudah belanja mie instan dan roti. Berhubung sewa kamar hotel tempat kami menginap tak termasuk sarapan, terpaksa aku menyiapkan sendiri makan pagi  buat suami dan anak-anak usai shalat subuh. Kalau mencari sarapan di luar, resto yang dekat-dekat hotel buka jam 10.30. Kesiangan dong!


Untunglah anak-anak kooperatif. Mereka segera mandi, berpakaian dan sarapan. Setelah menyiapkan ransel berisi baju ganti, camera, modem wifi dan power bank kami berangkat menuju Universal Studio.

Dari Orchard Road Menuju Sentosa Island

Universal Studio Singapore berada di Sentosa Island, yaitu sebuah pulau resort (tempat wisata) khusus yang terpisah dari pulau utama Singapore. Meski terpisah  jaraknya tak jauh dari pulau utama. Hanya dipisah sebuah selat sempit, Sentosa Island dan pulau utama dihubungkan dengan jembatan yang panjangnya tak sampai 1 km.

Dari hotel kami berjalan  menuju Orchard Road lalu melintas di depan gerbang istana dan masuk ke Plaza Singapore. Di Plaza ini terdapat stasiun MRT Dhoby Ghaut. Kemudian kami memilih jalur MRT yang berwarna ungu (North East Line) menuju Harbor Front. 

 Stasiun MRT Dhoby Ghaut

 Kami turun di Harbour Front yang berada di sebuah mall yang bernama Vivo City. Selanjutnya ada enam  alternatif transportasi umum untuk menuju  kawasan Sentosa Island. Enam cara itu sebagai berikut :

1.      Naik bus RWS8 dari halte bus Vivo City atau halte Harbour Front. 
2.      Naik cable car (kereta gantung) dari Harbour Front tower 2 yang letaknya di sebelah mall Harbour Front.
3.     Naik monorail yang disebut Sentosa Express. Monorail ini mirip MRT tapi relnya berada di jalan layang, di ketinggian, bukan di bawah tanah. Untuk naik monorail, dari mall Vivo City kita harus naik eskalator ke lantai 3. Ikuti petunjuk arah Sentosa Express atau St. James Power Station.
4.   Jalan kaki dari belakang mall Vivo City di lantai 1 ( Vivo City’s Waterfront Promade) dengan menyusuri Sentosa Boardwalk.
5.      Menyewa mobil khusus dan sopir.
6.      Naik Taksi.


Stasiun MRT Habour Front dengan petunjuk menuju Vivo City Mall


Petunjuk Menuju Sentosa Express



Pemandangan   dari kaca monorail


Kami memilih naik monorail Sentosa Express, karena paling praktis dan tak perlu keluar mall. Di dalam monorail kami menikmati pemandangan  selat dan yang memisahkan Sentosa Island dengan pulau utama. Lumayan cantik!


Universal Studio Singapore

Kami turun di Waterfront Station dan melanjutkan jalan ke area Universal Studio. Sengaja datang lebih pagi, kami ingin  mengambil kesempatan berfoto ria dengan  leluasa tanpa diganggu kerumunan pengunjung lain. 


  

Ada banyak spot cantik untuk berfoto narsis di sini, sementara menunggu loket yang buka pukul 10. Senangnya kami tak perlu lagi antri di loket karena sudah mengantongi tiket yang dibeli secara online. 









Hari beranjak siang, menjelang jam 10 orang-orang antri di depan gerbang masuk. Kami pun masuk ke barisan.

Antri di pintu masuk

Aku menyiapkan print out tiket masuk. Seorang petugas penjaga gerbang men-scan bar code yang terdapat pada tiket, lalu kami dipersilakan masuk.

Di sebelah kiri entry gate ada sebuah bangunan dengan tulisan costumer care. Aku bergegas ke tempat itu lalu menyerahkan print out tiket . Petugas yang ramah memberikan 4 voucher makan dan 4 voucher belanja senilai masing-masing SGD 5. Voucher ini sudah termasuk dalam paket tiket yang kubeli via internet. 

“Tiket makan berlaku di mana saja kecuali di Starbuck Caffe.” Ucap sang petugas sambil tersenyum.

Lalu dimulailah petualangan seru kami di berbagai wahana Universal Studio. Universal Studio Singapore terdiri dari 7 Zona yaitu : 

1.      Madagascar.
 Tema zona ini diambil dari film Madagascar produksi DreamWorks Animation film. Area dengan ini bernuansa hutan tropis dengan tokoh binatang-binatang lucu dan unik. 

2.      Far Far Away.
Tema diambil dari film Shrek. Jadi kalau ingin bertemu dengan tokoh-tokoh film ini seperti Princess Fiona, Shrek, dan Donkey disinilah tempatnya.

3.      The Lost World.
Kalau ingin melihat dinosaurus dari film Jurassic Park dan suasana film Water World semua ada di zona ini.

4.      Ancient Egypt.
Zona ini sangta cocok bila anda suka dengan hal-hal berbau Mesir kuno seperti mummy'Pyramid, dan suasananya yang penuh misteri.

5.      Sci-Fi.
Di zona ini terdapat kota yang di desain dengan gaya futuristik seperti film-film tentang masa depan yang penuh bangunan beton dan besi.

6.      Hollywood.
Zona ini di desain mirip arsitektur Hollywood Walk of Fame di Los Angeles, USA.

7.      New York.
Berada di zona ini seperti menjelajah New York City, lengkap dengan deretan toko-tokonya.

Sejak awal, aku sudah tahu tak akan cukup waktu untuk kami “ mencicipi” semua wahana yang ada di sini. Masih ada beberapa itinerary yang ingin kami kunjungi selain Universal Studio. Karena itu aku  bertanya pada teman-teman yang sudah pernah ke Universal Studio untuk meminta rekomendasi wahana mana saja yang wajib dikunjungi.

Ada 3 wahana yang direkomendasikan untuk dicoba yaitu :
1.      Transformer yang berada di zona Sci-Fi.
2.      Revenge of the Mummy yang berada di zona Anciet Egypt.
3.      Jurassic Park di Zona The Lost World, tepatnya wahana Jurasic Park Rapid Adventure.

Tapi tunggu dulu, ada peraturan tertulis yang harus diperhatikan.  Ke-tiga wahana ini menawarkan sensasi kecepatan tinggi, akselerasi yang berubah cepat dan mendadak, lalu sensasi gerakan mendaki, miring dan dijatuhkan. Wow! 

Karena itu ada larangan bagi   wanita hamil, penderita penyakit jantung, tekanan darah tinggi,  orang yang bermasalah dengan leher dan tulang belakang,  orang yang baru menjalani operasi,  dan  orang yang sensitif terhadap cahaya lampu sorot serta  kabut asap.  Bila anda termasuk salah satunya, sebaiknya hindari menikmati wahana-wahana itu.

Rafif dan Tyrannosaurus
 Setelah mencoba beberapa wahana di Madagascar, dan Far Far Away, Rafif yang sangat suka dinosaurus berkeras ingin ke Jurassic Park di zona The Lost World, sementara Anin ingin ke Revenge of The Mummy di zona Ancient Egypt. Akhirnya kami berpisah. Suamiku, si Akang, menemani Rafif sementara aku bersama gadis-gadisku, Anin dan Dea. Kami janji bertemu lagi pukul 11.30 untuk makan siang.

Di zona Far Far Away


Anin dan Dea buru-buru masuk antrian wahana Revenge of The Mummy. Aku menunggu mereka di luar sambil mengambil beberapa foto. Tak lama kemudian Anin dan Dea keluar lagi.


Pintu Masuk Wahana The Revenge of Mummy


“Lho, kenapa keluar lagi? “ Tanyaku.

“Kayaknya gak seru, Ma. Jadi malas ah.” Kata Dea.

“Wahana ini direkomendasikan lho. Ya sudah kalau begitu Mama saja yang masuk. Kalian tunggu di sini. “ Ujarku sambil menyerahkan tas ransel.

Ada 3 jalur antrian di wahana ini. Satu jalur khusus untuk VIP ( Universal Express) yang membeli tiket dengan harga lebih mahal, jalur normal untuk rombongan ( Atraction  Entrance), dan jalur untuk pengunjung yang sendirian( single rider).  

Aku segera masuk ke jalur single rider. Cihuuy.... sepi! Masuk lewat jalur itu agak-agak ngeri. Sendirian menyusuri korridor bernuansa Mesir kuno, dengan penerangan  temaram, suara-suara aneh seperti bisikan mummy dan Pharaoh, serta hawa sejuk dari pendingin ruangan. Di sebuah sudut terdapat keran air minum gratis. Aku sempat minum. Membasahi tenggorokan dengan air dingin  segar di tengah suasana remang-remang ,  rasanya merinding  seru. Hehe... Tapi lumayan banget mengurangi rasa haus yang menjerat.

Setelah berjalan beberapa lama aku tiba di awal antrian. Benar-benar asyik masuk ke jalur single ini. Aku tak perlu antri lama, langsung tiba paling depan. Antrian single rider ibaratnya “pelengkap”.  Kursi yang tersedia di wahana ini terdiri dari 4 atau 5 seat. Jadi bila orang antri secara rombongan,  misalnya terdiri dari 3 atau 4 orang, petugas langsung meminta single rider untuk menggenapi kursi yang kosong. Jadi kalau mau cepat dapat giliran menikmati wahana, ambil saja jalur single rider. Meskipun resikonya anda tak bisa berbarengan  menikmati wahana dengan keluarga atau teman, tapi bisa menghemat waktu yang banyak!

Wahana “The Revenge of The Mummy “ ini  ternyata seru banget! Tak salah temanku merekomendasikan wahana ini.  Bayangkan saja bagaimana rasanya memasuki suasana penuh misteri melihat mummy , api  serta kabut yang tiba-tiba muncul, dan kutukan Pharaoh. Lalu diombang-ambing di roller coaster dalam gelap tanpa tahu apa yang akan dihadapi selanjutnya. Jangan lewatkan wahana ini kalau ke Universal Studio ya!

Selesai menikmati wahana ini aku langsung menghasut Anin dan Dea untuk masuk antrian lagi. Akhirnya mereka mau, sementara itu aku masuk ke wahana yang lain.
 
Jurasic Park Rapid Adventure
Selanjutnya kami kembali bergabung dengan Akang dan Rafif. Aku, Anin, Dea dan Rafif mencoba wahana Jurasic Park Rapid Adventure. Wahana ini membawa kami  menyusuri sungai buatan. Di pinggir sungai  terdapat bermacam-macam dinosaurus yang bisa bergerak seperti hidup. Lalu arus makin menderas, keseruan dan teriakan riang berbaur. Puncaknya kami seperti terjebak diruang gelap. Tiba-tiba kepala T-Rex muncul seolah ingin menyantap kami! Endingnya? Rahasia dong. Hehehe... Coba saja sendiri! Seru sekali. Jangan lewatkan wahana ini ya. Tapi perlu dicatat, menikmati wahana ini harus siap berbasah-basah.

Setelah makan siang, kami lanjut menikmati “Transformer”, wahana yang paling seru dan paling direkomendasikan. 

Antrian tak terlalu panjang. Tak lama kami sudah duduk dalam wahana dan mengenakan kacamata 3 dimensi.  Kami dibawa menelusuri kota berdesain futuristik di tengah-tengah pertempuran antara Optimus Prime dengan Megatron. Wahana ini top banget! Kami dibawa masuk dan merasakan berbagai sensasi yang memicu adrenalin, puing-puing yang berhamburan, cipratan air dan panasnya api,  terhantam, jatuh , terguncang, terangkat dan tersedot,  seperti benar-benar mengalami adegan dalam film Tansformer. Kami mengulang dua kali menikmati wahanan ini saking serunya! Rugi kalau mengunjungi Universal Studio tanpa merasakan sensasi menakjubkan wahana ini.

Aku ingin berbagi tips mengunjungi Universal Studio Singapore. Simak ya!

1.      Beli tiket melalui internet.
Keuntungan membeli tiket secara online selain lebih hemat waktu karena tak perlu antri di loket, juga bisa memperoleh harga lebih murah. Kunjungi website rwsentosa.co.id,  dan telitilah jika ada promosi atau discount. Bila di website tersebut tidak ada discount, coba cari di situs travel seperti agoda dan lain-lain.  Biasanya ada harga discount untuk tiket masuk Universal Studio.

2.      Cari informasi
Ada 7 zona di Universal Studio. Masing-masing zona memiliki wahana dan atraksi yang berbeda. Pengunjung tak akan bisa menikmati seluruh wahana itu dalam satu kali kunjungna karena butuh waktu untuk menunggu giliran naik ke wahana yang dituju. Sebaiknya sebelum datang, lengkapi pengetahuan tentang berbagai wahana di sana melalui  internet atau bertanya pada teman yang sudah pernah berkunjung. Dengan demikian kita bisa mengatur waktu lebih efisien dengan langsung menuju tempat-tempat yang direkomendasikan.

3.      Siapkan fisik.
Jalan-jalan  menikmati wahana di Universal Studio membutuhkan fisik yang fit. Istirahatlah yang cukup supaya badan segar. Jangan lupa sarapan pagi yang cukup.

4.      Bawa tempat air minum
Cuaca panas Singapore membuat tubuh berkeringat dan butuh asupan air yang cukup. Tentu saja kita bisa membeli air minum yang dijual di area USS, tapi siap-siaplah membayar dengan harga yang lebih mahal. Bila ingin hemat sebaiknya bawa wadah air minum. Di beberapa tempat antrian wahana  atau di dekat toilet terdapat pancuran air minum gratis. Pengunjung bisa minum di sana sekaligus mengisi wadah air untuk persediaan.

5.      Datang Lebih Pagi.
Di area sekitar pintu masuk Universal Studio banyak terdapat spot menarik untuk berfoto. Bila ingin berfoto di globe Universal Studio tanpa terganggu “penampakan” pengunjung  lain, anda harus datang lebih pagi, misalnya jam 8.30 atau jam 9. Selain di globe,  area di dekat dermaga juga bagus untuk latar belakang foto.

6.      Pilihan tempat makan
Ada banyak resto dan caffe di area USS, tentu saja harganya lebih mahal daripada resto yang berada di luar. Bila mau, anda bisa keluar dari USS untuk makan siang. Tapi pastikan anda tidak lupa meminta cap pada petugas USS agar anda bisa masuk kembali ke USS untuk melanjutkan menikmati petualangan anda.

7.      Bila perlu bawa baju ganti.
Di zona Lost World terdapat beberpa wahana yang dapat menyebabkan tubuh dan baju anda basah, misalnya Jurasic Park Rapid Adventure dan Water World. Bila perlu bawalah baju ganti. Atau kalau mau anda bisa beli jas hujan tipis seharga SGD 4 yang tersedia di area wahana tersebut.


Dari Sentosa Island Menuju Kawasan Marina Promenade

Hari telah beranjak sore. Setidaknya masih ada dua tempat yang wajib dikunjungi. Kami pun keluar dari arena Universal Studio kembali naik monorail menuju Vivo City lalu turun ke stasiun MRT Harbour Front. 

Untuk menuju Singapore Flyer,  kami naik MRT  jalur kuning (Circle Line) turun di stasiun Promenade. Keluar stasiun MRT melalui Exit A, Singapore Flyer sudah terlihat.  Ferris Wheel itu tak terlalu jauh letaknya, bisa dijangkau dengan jalan kaki.

Singapore Flyer

Singapore Flyer


Kami menyusuri jalan menuju Ferris Wheel raksasa tertinggi di dunia.  Singapore Flyer bentuknya seperti wahana “Bianglala” yang terdapat di Dunia Fantasi. Diresmikan tahun 2008, wahana ini  lebih tinggi daripada wahana serupa, Star of Nanchang di China dan London Eye di Inggris. 

Memiliki ketinggian 165 meter dengan panjang diameter roda 150 meter, bianglala ini  terdiri dari 28 “kapsul” yang berkapasitas 28 orang dilengkapi dengan pendingin ruangan. Kapsul-kapsul  dilingkupi kaca sehingga para penumpang bisa melihat pemandangan tiga negara, Singapore, Malaysia  (Johor) dan  Indonesia (Batam).

Sesaat Sebelum Masuk ke Kapsul

Tiket masuk ke Singapore Flyer harganya SGD 33 per orang. Tapi ada paket discount untuk keluarga berjumlah tiga orang  seharga SGD 78. Jadi aku membeli satu paket family ditambah dua tiket harga normal, total harga SGD 144. Selisihnya SGD 21. Lumayan kan?

Sebelum masuk ke “kapsul” kami disambut sebuah ruang pamer  yang menyajikan informasi menarik seputar fisika dan mekanika yang berhubungan dengan bianglala ini. Selain itu ada data mengenai skala ketinggian Singapore Flyer dibanding wahana serupa di tempat lain.

Ada photographer yang menawari kami berfoto, dan bila berminat foto kenang-kenangan itu bisa di beli di loket saat akan pulang.

Kapsul bianglala tampak kokoh, cantik dan nyaman. Ruangan dilengkapi dengan pendingin  dan alat pemadam kebakaran. Gerakan berputarnya sangat  perlahan hingga tidak menimbulkan pusing, guncangan, atau rasa mual.  


Di dalam kapsul
 
Saat kami berada di sana, tak banyak pengunjung yang datang. Kapsul yang muat 28 orang itu hanya diisi kami berlima, sehingga rasanya lega sekali. 

Dari ketinggian kami bisa melihat pemandangan Singapore dengan gedung-gedung trade mark-nya seperti hotel Marina Bay Sand dengan struktur tiga gedung kembar menjulang dan bentuk atap menyerupai kapal.  Lalu ada Gardens By the Bay, sebuah taman unik yang berada di kawasan Marina Bay. Kemudian ada Art Science Museum yang bentuknya menyerupai bunga teratai. Di kejauhan tampak Merlion statue yang terletak di Merlion Park. Patung ikan berkepala singa ini merupakan icon Singapore yang paling terkenal. Selain itu terlihat juga gedung Esplanade dengan struktur seperti buah durian, terletak berdekatan dengan Merlion Park. Espanalade adalah pusat seni yang paling “sibuk” di dunia. 
 
Pemandangan dari ketinggian
Dari atas Singapore Flyer kami mereka-reka jalan menuju Merlion Park. Akhirnya kami memutuskan akan berjalan kaki melewati jembatan di bawah Helix Bridge. Helix Bridge adalah sebuah jembatan dengan arsitektur menawan sepanjang 280 meter yang merupakan jembatan untuk pejalan kaki terpanjang di Singapore.

Kami menghabiskan waktu 37 menit yang mengesankan diatas Singapore Flyer dengan canda riang. Rasanya belum lengkap jalan-jalan ke Singapore bila belum menikmati pemandangan dari ketinggian bianglala ini.

Turun dari Singapore Flyer, Rafif mulai rewel. Anak bungsuku itu sudah lelah. Tapi kami terus memberi semangat agar dia tetap  berjalan  menikmati suasana menyusuri kolong Helix Bridge. Kami beberapa kali berhenti untuk berfoto.
 
Pertunjukan tari India
Di dekat Esplanade,kami melihat ada pertunjukan tari India yang digelar di pinggir Singapore River. Suasana meriah sekali. Ada juga sekelompok orang yang saling melempar bubuk warna-warni hingga wajah, tubuh dan pakain mereka belepotan warna.

Merlion Park

Bersama Merlion statue


Akhirnya kami tiba di Merlion Park. Tempat ini wajib dikunjungi saat jalan-jalan ke Singapore. Bagaimana tidak, Merlion yang merupakan gabungan antara mermaid (ikan duyung) dan lion ( singa) adalah maskot Singapore paling terkenal. Belum syah ke Singapore tanpa berfoto  dengan latar patung Merlion. Haha...
 
Latar Belakang Hotel Marina Bay Sands

Marina Bay Sands, Art and Science Museum dan Merlion Statue

Merlion Park buka 24 jam dan gratis. Area taman seluas 2500 meter persegi ini letaknya dekat hotel Fullerton yang mewah.  Di sini banyak orang duduk-duduk, berkumpul dan berfoto di atas jembatan atau pun di dekat patung Merlion.  

**
Hari menjelang malam. Kami berjalan menuju stasiun MRT Raffles Place  yang terletak dekat hotel Fullerton. Dari sana kami naik MRT jalur merah menuju Somerset.

Hari yang melelahkan ini kami tutup dengan makan malam di kawasan Orchard. Anak-anak memilih makan di Mc Donald’s Restaurant. 

Selesai makan malam, dengan langkah gontai kami kembali ke hotel.  Kami sempat mengadakan kontes kaki. Kriterianya kaki siapa yang paling lecet akibat jalan -jalan  sejak pagi hingga malam. Pemenangnya adalah si Akang. Mata kaki sampai bengkak! Hehe..

Setelah mandi dan shalat, Anin dan Dea langsung ambruk di tempat tidur sementara Rafif masih butuh beberapa saat sampai dia terlelap.

Alhamdulillah.... Hari ini penuh aktivitas menyenangkan.


Tidak ada komentar: