Minggu, 27 Oktober 2013

KEGIATAN-KEGIATAN ASYIK BERSAMA SUAMI

Seiring dengan usia pernikahan kami yang  memasuki tahun ke 16,  aku dan suami merasakan hubungan kami semakin nyaman. Kami semakin saling memahami dan mendukung. Merasa tentram bila bersama, merasa rindu bila berjauhan,  dan merasa saling melengkapi satu sama lain. Begitu banyak nikmat dan karunia yang patut disyukuri sepanjang perjalanan kami mengarungi hidup bersama. Satu hal penting yang sama-sama selalu kami jaga adalah menjalin kemesraan. Ritme pekerjaan suami yang selama 2 minggu bekerja jauh di Selat Malaka dan 2 minggu libur di rumah justru  membuat kami bisa memanfaatkan waktu bersama menjadi lebih berkualitas.

Saat suami libur, kami sering melakukan kegiatan berdua. Bagaimana dengan anak-anak? Tentu saja selalu ada waktu buat mereka, tetapi seiring pertumbuhan anak-anak yang makin besar, mereka kini memiliki kegiatan masing-masing. Seringkali mereka tidak mau diajak pergi bersama-sama kami karena punya acara sendiri dengan kawan-kawannya. Ya, anak-anakku sudah memasuki masa senang bersosialisasi dengan teman-teman.

Hal yang paling kami suka adalah merancang kegiatan berdua.  Kegiatan yang sebenarnya sederhana saja, kegiatan biasa yang umum dilakukan orang-orang, misalnya nonton film di bioskop, jalan-jalan atau kegiatan yang bisa dilakukan di rumah saja. Intinya tidak perlu terlalu pusing memikirkan kegiatan ini-itu, yang penting bisa dilakukan berdua dan merasa senang untuk melakukannya.

Nah, apabila teman-teman pernah merasakan suasana yang membosankan dengan pasangan dan ingin mendapatkan kembali kemesraan seperti awal pernikahan, beberapa kegiatan yang kami lakukan di bawah ini mungkin bisa dicoba.

Minggu, 13 Oktober 2013

Menjadi Ibu Rumah Tangga, why not?


Menjadi ibu rumah tangga yang tidak bekerja  pada awalnya bukanlah hal yang membanggakan bagiku. Terlebih lagi bila bertemu orang-orang  yang masih memandang rendah profesi ibu rumah tangga. Beberapa orang yang kutemui mengganggap ibu rumah tangga itu orang-orang yang kurang wawasan, tak tahu perkembangan teknologi, tidak produktif, suka ngerumpi, kerjanya hanya menghambur-hamburkan uang suami, dan sederet pendapat negatif lainnya. Beberapa tahun yang lalu saat aku masih ikut kursus bahasa Inggris, seorang teman bertanya dengan heran waktu aku bilang kalau aku adalah ibu rumah tangga. “ Lho, ibu rumah tangga kok disini? Apa pentingnya belajar bahasa Inggris buat ibu rumah tangga?” Astaga...pertanyaannya kok sadis begitu. Di lain waktu aku bertemu dengan salah seorang kawan kuliahku. Dengan sifatnya yang ceplas-ceplos dia berkata. “ Maaf ya, aku dulu mengenal kamu itu orang yang berpotensi, banyak bisanya. Tapi aku kaget lho kalau ternyata sekarang kamu hanya jadi ibu rumah tangga, jauh dari apa yang aku bayangkan. “  Jleeb!!. Kebayang kan tertohoknya perasaanku?